REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa 3,2 Skala Richter terjadi di Kota Solok, Sumatra Barat, beberapa saat setelah simulasi gempa dan tsunami dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2017 dilaksanakan di provinsi tersebut. "Gempa terjadi sekitar pukul 14.36 WIB pada 0,97 LS dan 100,61 BT atau 20 kilometer barat daya Kota Solok dengan kedalaman 20 kilometer," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono di Padang, Rabu (26/4).
Menurut dia, tidak ada laporan warga yang merasakan gempa tersebut karena kekuatannya berada di bawah 5 Skala Richter. Meski demikian, Rahmat Triyono tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada karena menurut catatan BMKG sejak Jumat (21/4) sudah terjadi beberapa kali gempa di Sumbar dengan skala di bawah 5 SR.
Bahkan pada Sabtu (22/4) dalam satu hari terjadi lima kali gempa meskipun tidak dirasakan getarannya oleh masyarakat. Sementara itu, simulasi gempa dan tsunami di Sumbar dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dengan dibunyikannya sirine secara serentak. Sirine itu dibunyikan selama enam menit.
Pegawai dengan kantor yang memiliki shelter diharapkan mengikuti simulasi tersebut secara mandiri. Mereka diminta melakukan evakuasi tanpa harus dipandu oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Namun tidak semua pegawai perkantoran yang merespons simulasi tersebut. Salah satunya Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor gubernur yang tidak peduli dengan simulasi yang dilakukan.
Dari ratusan ASN di kantor tersebut, hanya dua orang yang ikut melaksanakan simulasi. Sementara yang lain tetap sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Povinsi Sumbar, Pagar Negara mengatakan pelaksanaan simulasi tersebut telah diinformasikan sebelumnya pada ASN di kantor gubernur. Ia mengaku tidak mengetahui mengapa simulasi di tempat itu tidak berjalan dengan maksimal.