Rabu 26 Apr 2017 17:01 WIB

ASITA: Promosi Pariwisata Kurang, Jadi Faktor Wisman Jabar Menurun

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Winda Destiana Putri
Gedung Sate Bandung
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gedung Sate Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 1,2, juta orang untuk 2017 ini. Berbagai perbaikan sarana dan prasana dilakukan untuk menunjang akses pariwisata.

Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia atau ASITA Jawa Barat, Budijanto Ardiansjah mengatakan cara mencapai target wisman pada 2017 di antaranya melalui promosi yang gencar. Sebab tahun lalu, Pemprov Jabar dinilainya kurang gencar mempromosikan pariwisatanya sehingga target wisman 1,2 juta hanya mampu dicapai 1 juta orang.

"Pada 2016, pertumbuhan pariwisata Jawa Barat sempat mandeg dan baru pada pertengahan tahun meningkat," kata Budi dalam Rapat Kerja Daerah III Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat di Hotel Hilton Bandung, Rabu (26/4).

Budi melihat kurang gencarnya promosi membuat pariwisata Jawa Barat mengalami penurunan daya tarik. Hal ini terlihat dari tidak adanya objek pariwisata Jawa Barat yang masuk pada 10 destinasi pariwisata baru Indonesia 2016. Juga, objek wisata Jawa Barat tidak muncul dalam iklan-iklan yang ditayangkan dalam program Visit Indonesia tahun lalu.

Menurutnya, promosi menjadi salah satu media penting memperkenalkan pariwisata unggulan Jawa Barat. Sehingga minat untuk datang ke bumi parahyangan bisa meningkat.

Apalagi, ujarnya, Pemprov Jabar tengah memgembangkan pariwisata Geopark Ciletuh. Hal ini harus didukung dengan promosi yang baik bukan hanya di Indonesia tapi juga mancanegara. "Dengan support promosi oleh Pemprov Jabar, lobi yang baik dengan pemerintah pusat dan pihak lainnya, kita bisa sangat maju ke depannya," ujarnya.

Pemerintah pun, kata dia, didorong untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas, yakni pariwisata yang tidak hanya menimbulkan kemacetan di jalan raya. Melainkan membuat para wisatawan menginap di hotel, berbelanja, makan di restoran, dan menggunakan transportasi umum.

Budi mengatakan jalanan macet dan tranaportasi umum yang kurang terintegrasi dan konsisten di Jawa Barat, terutama yang menuju objek wisata, menjadi keluhan utama para wisatawan mancanegara. Karenanya, pemerintah harus konsisten menyelesaikan permasalahan transportasi tersebut, termasuk promosi, untuk mendongkrak aktivitas pariwisata di Jawa Barat.

"Inilah yang harus kita dorong, pariwisata yang berkualitas. Kita promosi ke daerah lain, mereka ke Bandung pakai pesawat, kemudian dipastikan mengina di hotel dan makan di restoran, selain mengunjungi objek wisata dan belanja," tuturnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar yang juga hadir dalam kesempatan tersebut pun mengatakan akses menjadi salah satu kendala wisman belum meningkat. Terutama akses jalur udara dan laut. "Jalan darat tidak ada masalah, karena kita punya banyak ruas jalan tol juga. Yang masih jadi kendala adalah jalur laut dan udara, makanya dengan dibangunnya Bandara Internasional Jabar di Kertajati dan Pelabuhan Patimban di Subang, juga bandara kecil di Pangandaran dan Sukabumi," kata Deddy.

Wagub menyebutkan Jawa Barat memiliki potensi besar destinasi pariwisata unggulan. Karenanya intergrasi jalur darat, laut, dan udara menjadi hal yang penting untuk mendukung pengembangan pariwisata.

Bandara dan pelabuhan, kata Deddy, harus terintegrasi koneksinya dengan jalan tol dan jalan raya dengan baik. Dengan digabungkan bersama sarana transportasi umum yang konsisten secara waktu tempuh dan kapasitasnya, wisatawan mancanegara akan semakin tertarik dan nyaman mengunjungi Jawa Barat.

Ia pun berharap pembangunan sejumlah proyek jalan tol, Bandara Kertajati, serta Pelabuhan Patimban bisa segera rampung. Sehingga pariwisata Jawa Barat pun akan terdongkrak. "2019 Jabar harus jadi destinasi wisata terbesar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement