Selasa 25 Apr 2017 21:25 WIB

Erick Thohir: Keadilan Sosial Menjadi Kekuatan Utama Bangsa

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ilham
 Komisaris Utama Republika Erick Thohir memberikan sambtuan saat malam anugerah Tokoh Perubahan Republika 2016 di Jakarta, Selasa (25/4).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Komisaris Utama Republika Erick Thohir memberikan sambtuan saat malam anugerah Tokoh Perubahan Republika 2016 di Jakarta, Selasa (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Utama Republika, Erick Thohir mengungkapkan, keadilan sosial adalah kekuatan utama bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan dalam acara penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2016 di Djakarta Theater, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (25/4).

Erick mengatakan, masalah kesenjangan telah menjadi tantangan besar yang harus dicari solusinya oleh seluruh komponen bangsa. Untuk itu, penganugerahan tokoh perubahan ini adalah wujud terima kasih Republika pada tokoh yang mendukung keadilan sosial melalui kerja keras mereka. 

"Bekerja keras memberdayakan masyarakat, artinya mendukung upaya pemerintah mewujudkan keadilan sosial," kata pendiri Mahaka Group itu. 

Keadilan Sosial merupakan sila kelima Pancasila sebagai suatu cita-cita pendiri bangsa. Berada di urutan kelima Pancasila, kata Erick, tidak serta merta membuat keadilan sosial dianaktirikan. Justru, sebagai suatu cita-cita bangsa, Republika ingin mewujudkan sila kelima itu. 

Erick mengapresiasi tokoh-tokoh itu karena telah berjuang pada bidang masing-masing untuk turun aktif memajukan bangsa Indonesia. Tindakan para tokoh perubahan dinilai dapat menginspirasi warga negara untuk melakukan perubahan bermanfaat bagi bangsa. Erick bahkan mengutip pernyataan Presiden Indonesia Pertama, Soekarno untuk menggambarkan sosok-sosok tokoh perubahan yang membawa kemajuan. 

"Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut berbuat kebaikan, maka orang itu tidak akan ketemu kemajuan selangkahpun," kata Presiden Inter Milan ini. 

Erick melanjutkan, keadilan yang tewujud harus melingkupi pendidikan, ekonomi, dan kesempatan kerja serta usaha. Karena itu, keadilan sosial menjadi pilar penting untuk menjembatani jurang pemisah kesenjangan bangsa dan negara. Tokoh-tokoh perubahan itulah yang membangun jembatan di jurang pemisah itu. 

Erick menuturkan, selain adanya penganugerahan ini, Republika juga melakukan kegiatan bulanan berupa urun rembuk antara pemerintah dan pakar. Diskusi itu dibalut dalam tajuk Rembuk Republik. Rembuk itu, kata Erick, dapat mewujudkan sinergisitas antar komponen bangsa.

"Sinergi kuat antar komponen bangsa menjadi kata kunci pemerintah, masyarakat dan pengusaha serta pendidikan bersatu padu memupuk kekuatan," kata Erick. 

Erick mengatakan, mewujudkan keadilan sosial melalui penghapusan kesenjangan dapat menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Kekuatan ini menjadi modal bangsa Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain. 

Republika memberikan anugerah tokoh perubahan pada enam orang dalam acara yang bertema "Menggiatkan Ekonomi Berkeadilan untuk Mengatasi Kesenjangan". Enam orang itu adalah Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, Pendiri BMT Beringharjo Mursida Rambe, Pendiri Koperasi Tani Maju Bersama H Artim Yahya, Pendiri Wardah Cosmetics Nurhayati Subakat, Pendiri Universitas AMIKOM Prof Dr M Suyanto MM, dan Pendiri Yayasan Bumi Sehat Robin Lim. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement