REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Kota Bandung tak akan menolerir pada camat dan lurah kalau ada warga yang sampai meninggal karena kelaparan. Sebab, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Eli Siti Wasliah tahun ini stok pangan di Kota Bandung dialokasikan sebanyak 45 ton.
Namun, pada tahun lalu, ada sisa cadangan pangan sebanyak 30 ton sehingga total cadangan pangan saat ini ada 75 ton. "Jadi, kami titip ke camat dan lurah, tak boleh ada warga Kota Bandung yang terlantar karena tak makan meninggal kelaparan. Karena, Kota Bandung luar biasa cadangan pangan," ujar Eli kepada wartawan di acara sosialisasi Cadangan Pangan untuk Warga yang Membutuhkan kepada Lurah dan Camat, Selasa (25/4).
Menurut dia, Pemkot Bandung telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1423/2016 tentang Pengadaan dan Penyaluran Cadangan Pangan Pemkot Bandung. Aturan ini mengatur siapa saja yang bisa memperoleh cadangan pangan. Salah satunya, yang bisa memperoleh bantuan ini adalah masyarakat rawan pangan. "Masyarakat kurang sejahtera bisa memperoleh cadangan pangan ini," katanya.
Eli mengatakan, selain untuk masyarakat rawan pangan, cadangan pangan pun bisa diberikan untuk masyarakat yang terdampak bencana, yakni bencana banjir, angin puting beliung, kebakaran, dan longsor. Bahkan, kata Eli, saat ribuan bonek datang ke Kota Bandung beberapa waktu lalu, Wali Kota Bandung pun, meminta dinasnya mengalokasikan beras cadangan untuk memberikan makan pada semua bonek. "Karena, Pemkot khawatir kalau bonek tak diberi makan akan rusuh. Makanya, masuknya ke huru hara kami bisa mengalokasikan beras. Kami mengalokasikan 4 ton untuk para bonek," katanya.
Selain itu, kata dia, cadangan pangan ini pun bisa dikeluarkan kalau ada kenaikan harga beras lebih dari 15 persen. Yakni, untuk menggelar operasi beras murah. "Kalau harga beras naik menjelang lebaran, kami nanti akan menggelar OPM (operasi pasar murah) untuk mengeluarkan stok pangan bagi warga miskin," katanya.
Eli berharap, dengan adanya sosialisasi ke camat dan lurah, semuanya bisa cepat tanggap. Jadi, saat ada kejadian di daerahnya bisa langsung mengajukan permohonan cadangan pangan ke dinasnya. "Tentunya, camat dan lurah saat melaporkan kejadian harus disertai dokumentasi kejadian bencana dan jumlah korbannya," katanya.
Dikatakan Eli, selain memiliki cadangan pangan, untuk ketahanan pangan, Pemkot Bandung pun akan membangun UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pembibitan di daerah Cisurupan. Pembangunan akan dilakukan di atas lahan seluas 6,9 hektare. UPT pembibitan ini, akan menjadi sarana edukasi dan wisata. "Kami akan mulai membangun UPT, Juli atau Agustus ini. UPT ini, terbesar dan masuk dalam proyek strategis Pemkot Bandung," katanya.