Jumat 21 Apr 2017 20:56 WIB

Tembus Pasar Tradisional, Produk IKM Terkendala PIRT

Pelaku IKM membuat produk untuk ekspor (ilustrasi).
Foto: kemenkeu
Pelaku IKM membuat produk untuk ekspor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Produk yang dihasilkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Malang masih terkendala sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) sehingga sulit untuk menembus pasar internasional. Menurut Kepala Dinas Perindustrian Kota Malang, Jawa Timur, M Subkhan di Malang, Jumat, saat ini baru sekitar 40 persen IKM di daerah ini yang memiliki sertifikasi PIRT.

"Minimnya kepemilikan sertifikasi PIRT inilah yang menghambat produk-produk yang dihasilkan IKM, masih kesulitan menembus pasar internasional," ucap Subkhan.

Ia mengemukakan saat ini tercatat lebih dari 3.000 IKM berada dalam binaan Dinas Perindustrian Kota Malang. Sebagian besar memproduksi makanan dan minuman, serta kriya. Hanya saja, dari ribuan IKM itu sebagian besar masih belum tersertifikasi.

Karena belum bersertifikasi tersebut, lanjutnya, produk ribuan IKM itu hanya mampu menembus pasar regional dan sebagian pasar nasional. "Untuk menembus pasar internasional, kita masih harus banyak berbenah, termasuk pengurusan sertifikasi PIRT," ucapnya.

Selain sertifikasi, kata Subkhan, permasalahan lain adalah yang berkaitan dengan manajemen kelembagaan.

Selama ini, pola produksi dan manajemen IKM berlangsung apa adanya, yang penting cukup, tanpa memilikirkan kualitas yang lebih baik dan manajemen yang tertata dengan baik pula, terangnya.

Oleh karena itu, Dinas Perindustrian terus memberikan bantuan dan pendampingan pembinaan manajemen maupun peningkatan kualitas produk, termasuk klinik konsultasi dengan menggandeng berbagai perusahaan atau instansi lainnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Moch Anton mengemukakan pemkot setempat akan terus menggenjot kerja sama dengan perusahaan melalui dana tanggung jawab sosial (CSR). Dana yang dikucurkan melalui CSR ini diharapkan menjadi penggerak perekonomian dan menghasilkan produk industri kecil menengah (IKM) berkualitas.

"Untuk mengangkat potensi bidang industri Kota Malang, memang perlu, bahkan harus ada sinergitas, kerja sama dengan pihak lain, terutama untuk pendampingan, permodalan, sekaligus pemasaran produk yang dihasilkan IKM," tuturnya.

Anton mengemukakan banyak produk IKM di Kota Malang yang bernilai jual dan berdaya saing tinggi untuk dipasarkan secara regional, nasional, bahkan internasional, yakni berbagai produk daur ulang, keripik tempe maupun keramik Dinoyo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement