Kamis 20 Apr 2017 13:37 WIB

100 Peniup Terompet Sunda Raih Rekor Muri

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Terompet pencak. Ilustrasi
Foto: Youtube
Terompet pencak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Pemerintah Kabupaten Bandung berhasil meraih Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) untuk penyelenggaraan peniup terompet Sunda (terompet pencak) terbanyak dalam rangkaian hari jadi Kabupaten Bandung ke 376. Di bawah pimpinan Yoyon Dharsono, 100 peniup bersama grup Marching Band memanjakan para penonton di lapangan Upakarti, Kamis (20/4).

Para peniup terompet yang berasal dari 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung membawakan musik dari mulai mengetes bunyi terompet hingga trang-trang kolentrang diselangi dengan humor-humor Sunda.

"Kami membuat sesuatu yang berbeda dalam hari jadi Kabupaten Bandung dimana terompet disajikan mandiri," ujar Yoyon selepas kegiatan tersebut. Menurutnya, persiapan meniup terompet dilakukan kurun waktu sebulan dengan minim kendala.

Selama aktraksi musik dari peniup terompet, lagu Sabilulungan khas Kabupaten Bandunh dimainkan dan membuat mereka yang menyaksikan terhibur dan gembira. Termasuk berkolaborasi dengan marching band.

Selain itu, pagelaran pencak silat tampil yang terdiri dari anak-anak usia belia Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kabupaten Bandung.

Senior Manajer MURI, Awan Raharjo, mengungkapkan jumlah peniup terompet pencak silat ini memang yang terbanyak dari hasil penelusuran. “Kami mengapresiasi karena di wilayah Indonesia bagian lainnya belum ada," katanya.

Menurutnya, dengan penyelenggaraan meniup terompet sunda terbanyak maka diharapkan bisa dilaksanakan kegiatan serupa ditingkat Nasional bahkan internasional. Disela sela acara MURI menyerahkan piagam penghargaan kepada Yoyon Dharsono, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Bandung, Agus Firman Zaini dan Bupati Bandung.

Bupati Bandung Dadang Naser mengatakan keberadaan terompet Sunda saat ini sudah mulai jarang digeluti oleh masyarakat. Sebab setiap ada pagelaran yang main hanya orang itu itu saja. "Kita kumpulin sebagai bagian dari pelestarian budaya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement