Kamis 20 Apr 2017 08:27 WIB

Underpass Simpang Lima Mandai Makassar Bisa Digunakan Jelang Lebaran

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja dan sebuah alat berat kembali menyelesaikan pembangunan tunnel underpass. ilustrasi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pekerja dan sebuah alat berat kembali menyelesaikan pembangunan tunnel underpass. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) saat ini tengah membangun underpass Simpang Lima Mandai di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Underpass tersebut ditargetkan bisa digunakan pada masa Lebaran 2017 meski belum rampung.

Pembangunan underpass ini untuk mengatasi kemacetan di Simpang Lima Mandai dengan memisahkan lalu lintas ekonomi regional Makassar-Maros-Parepare dengan lalu lintas Bandara Sultan Hasanuddin. 

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII Makassar Bastian S Sihombing mengatakan satu pekan atau H-7 lebaran, underpass akan difungsikan dengan kondisi sudah perkerasan beton bertulang, termasuk median jalannya. 

"Kami instruksikan kontraktror untuk bekerja tiga shift selama tujuh hari seminggu sehingga target fungsional H-7 Lebaran bisa tercapai," ujar dia melalui siaran tertulis, Kamis (20/4). 

Setelah itu pihaknya akan melengkapi underpass dengan asesori yang dipersyaratkan. Sebelumnya, pembangunan underpass dijadwalkan akan rampung pada 11 Juli 2017, namun untuk memperlancar arus mudik lebaran, akan dibuka untuk dapat dilalui kendaraan pada masa Lebaran atau sekitar 19 Juni 2017. Hal ini dimaksudkan untuk melayani lalulintas regional maupun keluar-masuk bandara yang akan memuncak.

Underpass ini memiliki panjang efektif 1.050 meter dengan konstruksi terowongannya sepanjang 110 meter. Saat ini, terowongan baik arah Makasar maupun arah Maros dengan lebar 2x9 meter sudah selesai. Secara keseluruhan progres fisik konstruksi kini sudah mencapai 74,77 persen.

"Termasuk sistem drainase dan pintu air untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada terowongan, akibat kenaikan elevasi banjir dari sungai terdekat," tambah Bastian. 

Pembiayaan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) multiyears tahun anggaran 2015-2017 sebesar Rp 169,63 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement