REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sharing partnership tentang sukses story di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, serta para pejabat Pemda DIY, serta bupati/wali kota se-DIY, di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Selasa (19/4). Dalam kesempatan ini Anas menyampaikan, dahulu Banyuwangi dikenal sebagai daerah klenik dan santet sehingga tidak ada investor yang mau. Karena itu, dia berupaya untuk mengubah image tersebut dengan berbagai program yang menarik dan menggeser image tersebut.
Berbagai kebijakan dan program yang tidak hanya dimengerti oleh para pejabat di Pemkab Banyuwangi, melainkan juga masyarakat Banyuwangi. Azwar mengungkapkan, dia ke Yogyakarta hanya sendiri karena mempunyai kebijakan semua pejabat eselon II tidak boleh keluar daerah. Ia mengungkapkan, sering kali kalau pemerintah daerah membuat kebijakan hanya diketahui di pejabat eselon II.
"Karena itu sejak saya menjadi bupati, setiap upacara saya gunakan untuk menyampaikan apa saja program yang ada di Banyuwangi sehingga dari tukang sapu sampai pejabat eselon II mengetahui maksudnya bupati," ujarnya.
Azwar mengatakan, untuk menurunkan kemiskinan, diselesaikan oleh desa dengan musrenbangdes. "Kami memberikan anggaran langsung ke desa. Desa mempunyai UGD penangan kemsikinan dengan mempunyai inovasi sendiri," kata dia.
Sultan HB X mengatakan sharing pengalaman yang disampaikan Bupati Banyuwangi dapat menjadi pembelajaran. "DIY harus mau belajar pada daerah manapun untuk lebih baik dan terarah," ujarnya.