Selasa 18 Apr 2017 17:11 WIB

Fadli Zon: Takkan Pernah Ada Kesetaraan Selama Masih Ada Korupsi

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), Fadli Zon menegaskan bahwa salah satu penyebab terjadinya ketimpangan adalah korupsi. Menurutnya ada banyak negara menderita karena korupsi. Sebab korupsi telah meminggirkan rakyat dari proses pengambilan kebijakan yang adil dan demokratis. Sehingga akibatnya, kata Fadli, terabaikannya hak-hak dasar mereka.

“Takkan pernah ada kesetaraan selama masih ada korupsi. Itu sebabnya GOPAC selalu mengajak seluruh anggota parlemen di dunia untuk bersama-sama memerangi korupsi sebagai usaha mengatasi ketimpangan,” demikian tegas Fadli, dalam siaran persnya, Senin (17/4).

Dia mengatakan hal itu dalam posisi sebagai pembuat undang-undang, pengawas pelaksanaan undang-undang oleh pemerintah, serta sebagai pengawas dan pengontrol anggaran. Kemudian anggota parlemen memainkan peran penting dalam gerakan pemberantasan korupsi untuk mereduksi ketimpangan. “Hanya dengan pembangunan tanpa korupsilah kesetaraan dan keadilan bisa dicapai,” tambah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu.

Namun di sisi lain, Fadli juga menekankan bahwa pembangunan ekonomi harus didesain semakin inklusif, tidak boleh hanya terjebak pada indikator pertumbuhan semata. Untuk menciptakan pembangunan inklusif tersebut diperlukan mekanisme penyusunan kebijakan yang bersifat inklusif pula, agar kebijakan publik yang dihasilkan lebih demokratis dan inklusif.

“Persis di situ komunitas parlemen dunia bisa berkontribusi dalam menciptakan demokrasi politik yang inklusif tersebut, termasuk berkontribusi menciptakan perdamaian global dan stabilitas kawasan. Tanpa stabilitas dan perdamaian, mustahil bagi kita untuk melakukan pembangunan yang inklusif.” ujar Fadli. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement