Senin 17 Apr 2017 16:01 WIB

Ini Tiga Pegangan Habibie Saat Ambil Alih Kepemimpinan Soeharto

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ilham
 Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ketiga Republik Indonesia (RI), Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie menyampaikan tiga hal yang dipegangnya selama menerima tampuk kepemimpinan dari Soeharto pada Mei 1998. Tiga hal ini membuat kurs rupiah terhadap dolar AS menguat signifikan, dari Rp 17 ribu menjadi Rp 6.500 per dolar AS, dalam waktu hanya 17 bulan.  

Habibie menjelaskan, hal pertama yang dipegang saat itu adalah apapun pekerjaan yang dikerjakan haruslah berkualitas tinggi. "Apa saja, bidang apa saja, harus berkualitas tinggi," kata dia saat mengisi ceramah umum di acara HUT-15 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) di gedung PPATK, Jakarta, Senin (17/4).

Pegangan keduanya, kata Habibie, yakni hasil atau karya yang dia buat haruslah menstabilkan seluruhnya. Dia mengakui, saat memegang jabatan presiden itu, kondisi keuangan negara memang tidak bisa terprediksikan.

Menurut dia, sebelum mengambil kebijakan, ada suatu hal yang harus dapat diprediksi dan diukur. "Pas saya masuk itu unpredictable, saya jadikan itu predictable," kata dia.

Pegangan ketiganya, yaitu apa saja yang dikerjakannya harus sesuai dengan rencana dan tidak boleh telat. Jadi, kata dia, kuncinya adalah predictability dan on schedule (tepat waktu). "Tiga ini yang saya pegang waktu saya ambil alih kepemimpinan Pak Harto, itu situasi dari unpredictable menjadi predictable," kata Habibir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement