Senin 17 Apr 2017 08:48 WIB

Buku Tabungan GNPF-MUI Masih Ditahan di Bareskrim Polri

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Logo Aksi Bela Islam III diperlihatkan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) saat menggelar konferensi pers di AQL Islamic Center, Jakarta, Jumat (18/11).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Logo Aksi Bela Islam III diperlihatkan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) saat menggelar konferensi pers di AQL Islamic Center, Jakarta, Jumat (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendahara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Luthfie Hakim mengungkapkan bahwa hingga saat ini buku tabungan yang khusus menampung dana umat masih ditahan di Bareskrim Mabes Polri. Buku tabungan tersebut ditahan lantaran berkaitan dengan dugaan kasus aliran dana GNPF terhadap kelompok radikal Negara Islam Irak dan Syria (ISIS) beberapa waktu lalu.

"Beberapa minggu yang lalu, buku tabungan GNPF MUI itu disita oleh pihak kepolisian. Kemudian, akibat dari disita itu sudah lebih dari satu bulan ini kami tidak bisa mengambil untuk mempergunakan sesuai dengan amanah bapak dan ibu sekalian," ujarnya di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan, Ahad (16/4).

Luthfie mengeluhkan sikap Polri yang belum mengembalikan buku tabungan tersebut. Menurut Luthfie, Polri berasalan belum bisa mengembalikan buku tabungan tersebut lantaran masuk dalam pokok perkara.

"Alasannya karena masuk dalam pokok perkara," ucapnya.

Menurut Luthfie, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menarik kembali buku tabungan tersebut. Bahkan, Pengacara GNPF Kapitra Ampera juga sudah mencoba menghubungi para petinggi Polri agar buku tabungan tersebut bisa kembali.

"Rekan kami Kapitra sudah mencoba menghubungi sampai level tinggi dari kepolisian. Sudah di iya-iya kan di atasan, tapi sampai di bawahan yang jelas buku tabungan itu sampai detik ini belum kita terima," katanya.

Ia melanjutkan, akibat penyitaan buku tabungan itu GNPF-MUI tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak dapat mengadakan kegiatan aksi GNPF lainnya. Padahal, menurut dua, uang yang ada di buku tabungan itu berkisar di angka Rp 3 miliar lebih.

"Aksi 313 saja kami tidak ada," ucapnya lagi.

Luthfie menambahkan, pihaknya juga sudah meminta kepada pihak bank agar membukakan rekening baru, namun pihak bank tidak berani melakukannya. Karena itu, pada Senin (17/4) hari ini pihaknya berencana berdiskusi kembali dengan pimpinan tertinggi Polri, yaitu Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Katanya (Bank) takut diproses pihak kepolisian," kata Luthfie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement