Jumat 14 Apr 2017 15:35 WIB

Petani Diminta Tanam Padi Berumur Pendek

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nidia Zuraya
Buruh tani menanam bibit padi di lahan persawahan. ilustrasi
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Buruh tani menanam bibit padi di lahan persawahan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Para petani padi di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, diminta memmpercepat masa tanam. Terutama bagi petani yang baru selesai masa panen, dan akan kembali memulai musim tanam. 

''Musim tanam saat ini dilakukan pada musim pancaroba, atau peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Agar petani tidak terlalu lama menghadapai masalah ketersediaan air, sebaiknya jenis padi yang ditanam mengggunakan jenis padi yang berumur pendek namun memiliki tingkat produktivitas cukup tinggi,'' jelas Bupati Tasdi saat menghadiri panen raya padi di Desa Bukateja Kecamatan Bukateja, Kamis (13/4).

Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian Lily Purwati, menyebutkan salah satu varietas padi yang dianjurkan untuk ditanam adalah virietas padi M 400 dan varietas M 70 D. ''Padi jenis ini, dari masa sebar hingga penen hanya berumur 70 hari-84 hari. Selain itu, hasil panennya juga cukup tinggi,'' jelasnya. 

Seperti yang dilakukan petani di Desa Bukateja tersebut, Lily menyebutkan, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sido Muncul sudah mencoba menanam jenis padi ini. ''Hasilnya ternyata menggembirakan. Jenis padi ini mampu menghasilkan 7,3 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektar,'' katanya.

Lily Purwati mengungkapkan, varietas padi M 400 dan M 70 D yang coba ditanam petani tersebut, masih berupa galur. ''Selain berumur pendek, keunggulan varietas ini adalah ahan terhadap serangan hama, memiliki daya tahan terhadap lingkungan, tidak mudah roboh, dan setuap tangkai padi bisa berisi 400 bulir gabah.

''Dengan umur padi yang pendek dan produktivitas yang tinggi, kami berharap jenis padi ini bisa ditanam 3 – 4 kali per tahun pada sawah yang beririgasi baik. Oleh karenanya kami optimis target surplus beras 81 ribu ton pada tahun ini bisa tercapai,'' kata Lily.

Bupati Tasdi menyebutkan, kondisi stok pangan di Purbalingga saat ini dalam kondisi cukup mantap. Hal ini terlihat dari surplus beras yang cukup besar, dimana pada tahun 2015 surplus 22 ribu ton, tahun 2016 surplus 63 ribu ton, dan pada tahun 2017  ditarget surplus 81 ribu ton. ''Kami optimistis target ini bisa tercapai,'' katanya.

Untuk menjaga harga gabah agar tidak terlalu anjlok dalam kondisi ketersediaan pangan melimpah, Bupati meminta  Bulog untuk intensif menyerap gabah hasil panen petani sesuai dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah. ''Petani jangan sampai dirugikan dengan hasil panenannya. Karena itu,  Bulog harus segera membeli gabah petani sesuai yang ditargetkan,'' katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement