Kamis 13 Apr 2017 22:24 WIB

BNN Kukuhkan Relawan Antinarkoba di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso mengukuhkan sekitar 200 relawan antinarkoba di Desa Adat Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kehadiran relawan ini bertujuan menekan angka atau peredaran narkoba di wilayah Kutuh. "Negara akan hancur jika masyarakat tak sadar dan peduli terhadap bahaya narkoba," kata Budi, Kamis (13/4).

Budi mengatakan narkoba sudah menyentuh segala lini masyarakat, hingga anak taman kanak-kanak (TK). Narkoba menjadi tantangan masyarakat, sehingga pemahaman akan zat terlarang ini diperlukan.

Relawan antinarkoba ini nantinya dibekali pengetahuan, pelatihan dan menjadi agen aksi dari BNN. Desa Adat Kutuh merupakan salah satu destinasi wisata populer di Bali dengan beragam obyek, salah satunya Pantai Pandawa.

Kegiatan adat dan budaya masyarakat Kutuh juga sering mengundang wisatawan untuk berkunjung ke sini. Potensi penyalahgunaan narkoba di wilayah ini ada sehingga kehadiran relawan antinarkoba membantu menekan angka peredaran barang haram tersebut.

Warga Denpasar, Made Bawa mengatakan kampanye antinarkoba dan antirokok di Bali perlu digencarkan. Selain merusak kesehatan, narkoba dan rokok juga merugikan seseorang secara ekonomi. "Jika mau mencegah narkoba, hentikan dulu peredaran rokok," katanya.

BNN sebelumnya sudah mengukuhkan pecalang atau petugas pengaman desa adat di Bali sebagai relawan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba. Mereka yang sudah dikukuhkan adalah 1.359 orang dari total 5.970 pecalang di 607 desa pekraman atau desa adat di Bali.

Data BNN Povinsi Bali menunjukkan jumlah penyalahgunaan narkoba di Pulau Dewata mencapai 2,01 persen atau 61.353 jiwa dari total jumlah penduduk. Mayoritas penyalahgunanya adalah kelompok usia produktif, 21-40 tahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement