REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan inovasi teknologi dapat meningkatkan produksi jeruk di Indonesia. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian M Syakir mengatakan, Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) merupakan paket teknologi yang dirakit dari beberapa komponen yang perlu diaplikasikan pada kegiatan budidaya jeruk.
"PTKJS akan memberikan hasil jika diterapkan secara utuh dan benar serta terkoordinasi baik antar petani, antar gabungan kelompok tani (gapoktan) yang terkordinasi dalam bentuk kawasan sentra produksi jeruk," ujar Syakir melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/4).
Syakir menjelaskan, komponen teknologi dalam PTKJS adalah penggunaan benih jeruk berlabel dan bebas penyakit, pengendalian hama penular CVPD, penerapan sanitasi kebun, pemeliharaan tanaman secara optimal, dan konsolidasi pengelolaan kebun pada suatu kawasan.
Ia mengaku, konsolidasi pengelolaan kebun melalui koordinasi penerapan teknologi PTKJS dapat dilaksanakan secara optimal dengan menjadikan kelompok tani jeruk (KTJ) sebagai unit terkecil.
"Setiap KTJ sebaiknya beranggotakan 20 hingga 25 petani. Penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan harus berbasis hamparan usaha milik KTJ bukan berorientasi pada petani sebagai individu anggota KTJ," ujarnya.
Selain itu, Syakir juga berharap PTKJS menjadi acuan utama dalam penyusunan prosedur operasi standar. n Ahmad Fikri Noor