Selasa 11 Apr 2017 18:35 WIB

Ibunda Fahri Kembali Berjualan Berkat Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa Jabar memberikan bantuan modal kepada Sri Artati Nursani, ibu dari Fahri (12 tahun) pengidap osteogenesis imperfecta di Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Selasa (11/4).
Foto: Dok Dompet Dhuafa Jabar
Dompet Dhuafa Jabar memberikan bantuan modal kepada Sri Artati Nursani, ibu dari Fahri (12 tahun) pengidap osteogenesis imperfecta di Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Sudah jatuh tertimpa tangga. Dompet Dhuafa Jawa Barat (Jabar) tidak ingin istilah itu menerpa Sri Artati Nursani, ibu dari Fahri (12 tahun) pengidap osteogenesis imperfecta. Untuk, Dompet Dhuafa Jabar memberikan bantuan modal kepada Ibu Sani panggilan akrab Sri Artati Nursani, agar bisa berjualan kembali.

Selama ini, Sani yang tinggal di RT dan RW 03, Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung itu, terpaksa berhenti berjualan pakaian karena seluruh modalnya digunakan untuk biaya pengobatan anaknya. Untuk menutupi kebutuhan hidup, Sani hanya berjualan tisu. Hasil jualan tisu, tentu tidak akan cukup menutupi biaya pengobatan rutin senilai Rp 3,8 juta per bulan. 

‘’Kami dari Dompet Dhuafa Jabar memberikan bantuan modal usaha untuk Ibu Sani,’’ ujar Manager Program Dompet Dhuafa Jabar Sri Apriyanti saat berkunjung ke rumah Fahri seraya memberikan bantuan, Selasa (11/4). Pemberian modal tersebut, papar dia, dilakukan atas permintaan Ibu Sani.

Dengan modal tersebut, maka Sani bisa kembali berjualan pakaian untuk menutupi kebutuhan biaya pengobatan anaknya. Bantuan dari Dompet Dhuafa Jabar tersebut, menurut Sri, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi Sani yang lebih besar.

“Insya Allah ini bantuan pertama. Bantuan selanjutnya dari donasi masyarakat yang terkumpul dari Dompet Dhuafa Jabar akan diberikan untuk biaya pengobatan Fahri,” tambah Sri.

Sani menyebutkan, Fahri mengidap kelainan genetika sejak berusia lima tahun. Pengobatan Fahri, sebut dia, sempat menggunakan  kartu BPJS Kesehatan dan bahkan sempat menerima penanganan pada dua tahun lalu. Namun, kata dia, kini Fahri harus mengonsumsi obat perawatan yang tidak bisa disubsidi penuh oleh fasilitas BPJS Kesehatan. ‘’Dengan berjualan kembali, saya harap bisa menjadi berdaya,’’ tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement