Selasa 11 Apr 2017 00:10 WIB

Alumni dan Wali Murid Sumbang Komputer untuk UNBK

Rep: Binti Sholikah/ Red: Maman Sudiaman
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (tengah) berdoa bersama siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) saat sidak UNBK di SMAN 5 Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/4).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (tengah) berdoa bersama siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) saat sidak UNBK di SMAN 5 Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) menuntut sekolah menyediakan sarana prasarana pendukung. Komputer menjadi perkakas utama untuk mendukung pelaksanaan UNBK. Sejumlah sekolah melakukan penambahan unit komputer dengan beragam cara.

SMA Negeri 9 Surabaya, misalnya, melibatkan orangtua murid dan alumni dalam pengadaan komputer. Sejak pelaksanaan UNBK pertama hingga tahun ini, sebanyak 35 unit komputer tercatat sebagai sumbangan dari alumni dan orangtua murid.

Kepala SMA Negeri 9 Surabaya, Mochammad Shadeli, mengatakan saat pelaksanaan UNBK tahun pertama, status SMA masih di bawah Pemerintah Kota. Pemkot mendorong agar sekolah berusaha maksimal menyelenggarakan UNBK tanpa meminta bantuan dari pemerintah pusat.

“SMA diminta mandiri. Kami berusaha, yang penting tidak ada paksaan. Karena wajib melaksanakan UNBK, akhirnya tercetus untuk mengumpulkan wali murid. Kami ajak ngomong baik-baik kebutuhan komputer,” ungkap Shadeli kepada wartawan seusai sekolahnya ditinjau Gubernur Jatim, Soekarwo, Senin (10/4).

Shadeli mengaku mengumpulkan orangtua murid kelas X, XI, dan XII secara bertahap. Kemudian, pengumpulan sumbangan dilakukan saat penerimaan rapor. Tahun berikutnya, sekolah kembali mengumpulkan orangtua murid untuk melaporkan hasil sumbangan yang diperoleh. Di samping itu, beberapa alumni juga menyumbang pengadaan komputer. Ada satu alumnus yang menyumbang satu unit, atau satu angkatan alumni yang menyumbang sejumlag komputer.

“Tidak ada penolakan dari wali murid. Karena kami  menyampaikan dengan setulus hati dan transparan. Tapi banyak yang tidak memberi. Ada yang ngasih uang, ada yang ngasih komputer. Besarannya juga berbeda-beda, ada yang satu kelas terkumpul Rp 300 ribu,” imbuhnya.

Hasilnya, selama tiga tahun komputer di SMA Negeri 9 Surabaya bertambah 35 unit. Dari sebelumnya hanya 85 unit menjadi 120 unit komputer. Penambahan komputer tersebut dianggap memudahkan UNBK. Sebelumnya, SMA Negeri 9 Surabaya melaksanakan UNBK dibagi menjadi tiga sesi. Tahun ini, UNBK di sekolah tersebut dibagi menjadi dua sesi. Sekolah-sekolah lain kebanyakan masih melaksanakan UNBK dibagi menjadi tiga sesi.

“Keuntungan UNBK dua sesi ini waktunya lebih panjang. Kalau tiga sesi selesai pukul 16.00 WIB, kalau dua sesi selesai pukul 12.30 WIB,” ujar Shadeli.

Seperti pelaksanaan UNBK tahun-tahun sebelumnya, SMAN 9 Surabaya menggunakan komputer dan meminjam laptop guru dan siswa. Tahun ini, laptop yang dipinjam sekitar 40 unit. Total peserta UNBK di sekolah tersebut sebanyak 311 siswa.

Di Jawa Timur, UNBK diselenggarakan oleh 1.454 SMA dan 942 MA. Total peserta mencapai 156.710 siswa SMA dan 61.177 siswa MA. Sedangkan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) diselenggarakan oleh 12 SMA dan 669 MA. Masing-masing peserta UNKP sebanyak 546 siswa SMA dan 28.354 siswa MA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement