Senin 10 Apr 2017 22:40 WIB

RI dan AS Perkuat Kerja Sama Pariwisata

Wisatawan bersantai di pantai Kuta, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/1).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Wisatawan bersantai di pantai Kuta, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata akan memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat di bidang pariwisata. Termasuk di antaranya mengembangkan sepuluh daerah tujuan wisata yang juga disebut "10 Bali Baru".

Menteri Pariwisata Arief Yahya usai bertemu Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr di Jakarta, Senin (10/4) mengatakan, bahwa kunjungan wisatawan Amerika Serikat pada 2016 tercatat telah mencapai 260 ribu orang. "Tahun ini kami mengharapkan angka tersebut untuk tumbuh sebesar 25 persen menjadi 375 ribu," kata Arief.

Arief juga mengatakan bahwa ia dan Donovan telah membahas rencana untuk kembali membuka penerbangan langsung dari Jakarta ke Los Angeles dengan transit di salah satu kota di Jepang. "Sampai sekarang, menurut info, kita masih belum dapat izin transit di Jepang," katanya.

Sementara itu Donovan mengatakan, ada beberapa sektor spesifik dimana kerja sama dapat dilakukan dan ada banyak sekali perusahaan-perusahaan AS yang sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang pariwisata, "Saya rasa ada beberapa sektor dimana kerja sama dapat dilakukan, terutama di bidang pariwisata seperti bisnis perhotelen, jasa dan pembuatan pariwisata alam," kata Donovan.

Selain kerja sama di bidang pariwisata, juga diadakan pembahasan kerja sama yang spesifik mengenai sampah dan kemungkinan akan ada bantuan teknis dari AS mungkin melalui USAID.

Menurut Arief, sampai saat ini, pengelolaan sampah masih menjadi tantangan terbesar bagi pariwisata Indonesia.

"Seperti yang kita ketahui, ranking Indonesia di daftar Keberlanjutan Lingkungan (Environmental Sustainability) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum itu selalu dibawah 100 dari 141 negara," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata akan menggunakan beberapa momentum besar sebagai ajang untuk menampilkan Indonesia yang lebih bersih.

"Di tahun 2018 kita punya dua acara besar, yaitu Asian Games di Jakarta dan Palembang, serta pertemuan tahunan IMF World Bank yang akan diadakan pada bulan Oktober 2018 di Bali. Event ini akan kita gunakan sebagai momentum untuk membuat Bali itu menjadi bersih dan menjadi tuan rumah yang bagus," papar Arief.

Ia yakin bahwa AS memiliki pengalaman dalam menghadapi masalah pengelolaan sampah, terutama dengan teknologi yang canggih. "Lalu mungkin apabila ada investor yang tertarik dalam hal pengelolaan sampah, itu juga akan bagus untuk Indonesia," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement