Sabtu 08 Apr 2017 14:14 WIB

Ketua RW: Berita Nenek Sidup Diancam karena Dukung Ahok Hoaks

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bayu Hermawan
Khairulloh, Ketua Rw 06 di tempat tinggal Sidup (80).
Foto: Dea Alvi Soraya
Khairulloh, Ketua Rw 06 di tempat tinggal Sidup (80).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua RW 07, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Khairulloh membantah adanya ancaman dan tidak diskriminasi terhadap Sidup (80), warga Jalan Kemuning, RT 05 RW 07, karena mendukung Cagub Basuki Tjahaja Purnama. Khairulloh menegaskan berita-berita adanya ancaman tersebut hoaks (bohong).

"Kita tidak memaksakan siapa yang akan dipilih. Kita juga tidak melakukan kegiatan atas nama politik. Kita hanya tidak ingin masyarakat kita diadu domba," ujar Khairulloh saat ditemui Republika.co.id, Jumat (7/4).

Khairulloh melanjutkan, warga justru menilai bahwa nenek Sidup adalah orang tua yang seharusnya dijaga. Ia menegaskan, jika memang ada tindak diskriminasi, untuk apa aparat RT dan RW berusaha mencarikan tempat tinggal untuk Sidup yang sebelumnya adalah tuna wisma.

"Kita enggak pernah melihat dia (Sidup) dukung siapa, kita cuma lihat dia adalah warga kita, jadi kita harus jaga. Kalau emang ada diskriminasi, buat apa juga kita sediakan tempat tinggal buat dia (Sidup)," jelasnya.

Saat dikunjungi untuk dimintai klarifikasi, Sidup mengaku tidak mendapatkan tindak kekerasan apapun baik dari warga ataupun FPI yang sebelumnya dituding sebagai pelaku kekerasan verbal kepada Sidup.

Terkait dugaan penekanan yang didapat Sidup, Khairulloh membantahnya. Dia mengatakan warga dan aparat tidak pernah melakukan penekanan apapun, sebaliknya aparat sengaja menempatkan Sidup di dekat pos remaja karang taruna agar keselamatan dan keamanan Sidup dapat terjamin.

Khairulloh mengatakan, telah membuat pernyataan ke Polsek Pasar Minggu yang sebelumnya telah menerima laporan dugaan tindak diskriminasi yang diduga dikirim oleh tim sukses Ahok.

Khairulloh beserta jajaran aparat lain sempat berkumpul bersama kepolisian Polsek Pasar Minggu di Kelurahan Pejaten Timur untuk memberikan klarifikasi, dia mengatakan kabar hoaks ini telah diluruskan dengan baik. Namun Khairulloh mengaku belum sempat bertemu langsung dengan tim sukses Ahok yang diduga sebagai pelapor dugaan diskriminasi terhadap Sidup.

Selain itu, Khairulloh justru mempertanyakan maksud kedatangan cagub Ahok ke rumah nenek Sidup. Sebab, menurutnya, kunjungan Ahok tidak diketahui dan tidak disertai izin dari dia ataupun Lurah Pejaten Timur.

"Kalau dia (Ahok) harusnya, kalau emang mau kunjungan, bisa izin dulu, seenggaknya ke lurah, supaya kita sama-sama tahu," ucapnya.

Kedatangan Ahok beserta tim suksesnya diduga karena mendapatkan informasi tentang tindak diskriminasi yang diterima Sidup dari warga dan ormas Islam, FPI. Tudingan ancaman yang diterima Sidup (80 tahun) itu juga sempat menjadi perhatian di dunia maya. Disebut-sebut, nenek Sidup mendapat ancaman dari anggota Front Pembela Islam (FPI) karena mendukung Ahok, bahkan listrik dan dan saluran air di rumah nenek Sidup dipadamkan dan dihentikan.

Bantahan adanya tindak diskriminasi juga telah disampaikan pemilik warung yang kini dijadikan tempat tinggal Sidup. Nenek sidup tinggal di rumah petak bekas warung. Listrik di tempat tinggal Sidup mengalir dari rumah pemilik warung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement