REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan belum menerima keluhan terkait langkanya gas elpiji kemasan tabung 3 kilogram (kg) di wilayah DKI Jakarta. Menurutnya, kelangkaan elpiji 3 kg ini hanya terjadi di beberapa wilayah ibu kota.
Sumarsono mengatakan pada prinsipnya gas elpiji 3 kg diperuntukkan oleh rakyat. Jadi, menurutnya, elpiji 3 kg tetap harus diadakan.
"Kalau digeser ke 12 kg, ya tidak menyelesaikan masalah. Makanya itu tetep diadakan 3 kg," ujar Sumarsono di Balai Kota, Jumat (7/4).
Selain itu, Sumarsono menuturkan, jika ada pengoplosan elpiji 3 kg menjadi 12 kg, maka hal itu menjadi urusan pidana. "Saya kira pengawasan distribusi elpiji harus diketatin (kalau terjadi pengoplosan). Saya kira itu fungsi aparat (untuk) pengawas," katanya.
Pria yang akrab disapa Soni ini menilai seharusnya ada koordinasi terkait kelangkaan elpiji 3 kg. "Tentunya Pertamina, kepolisian dan juga distributor migas melakukan koordinasi terkait isu elpiji 3 kg yang mulai berkurang di pasaran," ujarnya.
Sebelumnya gas elpiji 3 kg dikabarkan berkurang di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya, Lenteng Agung Jakarta Selatan.