Jumat 07 Apr 2017 10:58 WIB

Sikap Diskriminatif Aparat Dinilai Sudah Terlalu Vulgar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Kuasa Hukum dari Tim Pembela Muslim, Ahmad Michdan (tengah) memberikan keterangan pada wartawan usai melakukan pendampingan pemeriksaan terhadap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jum'at (31/3).
Foto: Indrianto Eko Suwarso
Kuasa Hukum dari Tim Pembela Muslim, Ahmad Michdan (tengah) memberikan keterangan pada wartawan usai melakukan pendampingan pemeriksaan terhadap Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jum'at (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara Muhammad Al-Khaththath, Ahmad Michdan, menilai sikap diskriminatif aparat kepolisian ini sudah terlihat vulgar.  Publik bisa menilai ketika terdakwa kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diperlakukan berbeda dengan terdakwa penistaan agama yang lain.

"Yang lain sudah berstatus terdakwa langsung ditahan, bahkan ada yang berstatus tersangka pun sudah ditahan," ujar Michdan, Jumat (7/4).

Karena itu Tim Pengacara Muslim ini melihat cara-cara polisi terhadap kliennya ini sangat diskrimatif. Termasuk kepada pihak lain yang dituduh makar hanya karena menolak sosok Ahok.

"Publik bisa melihat tuduhan makar polisi kepada aktivis Sri Bintang Pamungkas, tidak terbukti akhirnya dibebaskan juga. Sampai akhirnya Sri Bintang membawa persoalannya ke Mahkamah Internasional," tegasnya.

Akhirnya, kata dia, semua ini menjadi cermin kinerja polisi yang tidak baik di mata publik. Ia mengibau kepada polisi agar menghentikan sikap diskriminatif terhadap ulama dan umat Islam. Penegakkan hukum itu mutlak ditegakkan, tapi harusnya tidak diskriminatif dan serampangan.

Baca juga,  Survei: Anies-Sandi Kalahkan Ahok Djarot di Putaran Kedua.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement