Kamis 06 Apr 2017 21:56 WIB

Warga Bahu-membahu Bantu Penerjun TNI AU yang Jatuh di Jati Waringin

Rep: Sri Handayani/ Red: Ilham
Terjun payung (ilustrasi).
Foto: ROL/Sadly Rachman
Terjun payung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Seperti biasa, Dwi Warna duduk di dalam mobil, menunggu para siswa di depan SD Kartika X-7. Ini merupakan kegiatan rutin setelah ia memutuskan berhenti bekerja dan membuka usaha antar-jemput anak sekolah.

Keasikan berbincang dengan sahabatnya, Nina, tiba-tiba terhenti. Pandangan mereka terganggu oleh penampakan beberapa buah parasut yang terbang rendah.  

“Saya lagi ngobrol di dalam mobil, tiba-tiba kok ada parasut terbang rendah. Pendek banget,” kata Dwi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (6/4).

Tak lama kemudian, satu per satu parasut yang diterbangkan para penerjun payung Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Udara (TNI AU) itu terjatuh. Sebagian tersangkut ke pohon mangga, ada pula yang tergantung di tiang listrik.

Para prajurit yang terlatih berhasil menjatuhkan dirinya tepat di sebuah lapangan. Namun, ada seorang dari mereka yang jatuh tak sempurna. Bagian pantat lelaki itu membentur tanah dengan keras. Ia pun meraung kesakitan.

“Nah yang satu itu jatuh, langsung hup gitu. Hanya langsung tengkurap. Kakinya mungkin terkilir atau patah. Sakit sekali itu pasti,” ujar dia.

Menyaksikan hal itu, Dwi dan Nina segera keluar dari mobil. Anak-anak sekolah yang sedang mengikuti pelajaran pun berhamburan keluar.

Para warga yang kebetulan ada di lokasi mendekat dan mencoba memberikan pertolongan. Dengan sigap, mereka membantu dengan cara apapun. Ada yang memberikan minuman, menurunkan parasut yang tersangkut, dan mengangkat prajurit yang cidera.

Rupanya, sang prajurit tak dapat langsung dibawa ke rumah sakit. Ambulan dan tenaga medis yang telah bersiap di Bandara Halim Perdana Kusuma sedang menangani korban lain. Posisi mereka yang tersebar ke berbagai arah menyulitkan petugas medis untuk dapat menjangkau semua.

Dwi, dibantu para warga dan personel TNI membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Ia ditemani seorang anggota TNI duduk di kursi depan. Korban dan seorang anggota lain duduk di bagian tengah.

Di sepanjang jalan, korban tampak begitu kesakitan. Ia meraung sembari memeluk temannya. “Mungkin tidak leluasa. Karena kan harusnya kakinya diluruskan, tapi posisinya tidak bisa pas karena di dalam mobil,” kata Dwi.

Insiden itu sempat membuat lalu lintas di sekitar Jati Waringin macet. Dwi meminta bantuan warga agar kendaraan mereka didahulukan.

Dari alat monitor anggota TNI yang duduk di sampingnya, ia mendengar ada empat personel yang harus mendapatkan perawatan, mayoritas karena cidera di bagian kaki. Dari perbincangan dengan dia, diketahui bahwa para penerjun seyogyanya mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Mereka sedang melakukan latihan untuk tampil dalam HUT TNI AU pada 9 April, mendatang. Sayangnya, hembusan angin yang begitu kencang sekitar pukul 10.30 WIB, membawa sebagian penerjun menjauh dari jalur yang seharusnya.  

Dwi menceritakan, penanganan yang dilakukan cukup cepat. Sekitar pukul 10.45WIB, korban sudah bisa dilarikan ke rumah sakit. Begitu sampai di sana, sejumlah dokter, ahli medis, dan perawat telah siap menangani korban.

Ia mengaku tak tahu perkembangan insiden ini. Setelah mengantarkan korban, ia harus segera memindahkan mobil agar pasien lain dapat masuk ke rumah sakit. Ia pun kembali ke sekolah menuntaskan pekerjaannya menjemput para siswa. Hingga berita ini ditulis, Republika.co.id belum memeroleh keterangan dari pihak TNI AU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement