REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang hari jadinya pada 9 April, personel TNI AU sibuk berlatih. Dua hari terakhir, pesawat tempur TNI AU berseliweran di langit Jakarta.
Warga di daerah sekitar base ops TNI AU, Halim Perdanakusuma, pun mulai bersahabat dengan deru pesawat tempur yang wara-wiri di pagi hari. Derunya terdengar memekakkan telinga warga Kompleks Kodam Jatiwaringin, Jakarta Timur yang berjarak tak sampai lima kilometer dari Halim.
Namun, bukan itu yang membuat Emi Rochani terperanjat dari dapurnya. Sekitar pukul 10.00 WIB, suara riuh dari sekolah dasar di dekat rumahnya mendorong ibu rumah tangga ini meninggalkan kesibukannya di dapur.
Di luar, warga sudah berkerumun memenuhi lapangan sepak bola yang berseberangan dengan SD Kartika X-7. "Rupanya ada penerjun payung yang tersangkut di pohon mangga di depan SD Kartika," kata Emi kepada Republika.co.id.
Di lokasi kejadian, Emi menjumpai Mari, seorang ibu lainnya. Mari menyaksikan dua orang penerjun payung parasutnya tersangkut di pohon mangga. "Saat itu anginnya sangat kencang," ungkap Mari.
Satu penerjun lain bernasib tak lebih baik. Parasutnya tersangkut di tiang listrik. "Untung saja penerjunnya tidak tersetrum," ujarnya lega.
Baca juga: Pasukan Terjun Payung TNI Nyangkut di Rumah Warga
Dalam video yang beredar di sejumlah grup Whatsapp tampak penerjun yang mendarat di lapangan dalam sekolah. Anak-anak yang tengah bermain di lapangan pun bersorak menyambut prajurit tersebut. Sesaat sebelum mendarat, parasutnya tersangkut di pohon mangga.
Satu penerjun lainnya tak berhasil mendarat sempurna di lapangan. Pergelangan kakinya bengkak dan diduga patah. "Saat saya lihat, posisinya sedang telungkup," tutur Mari.
Tanpa dikomando, warga bahu-membahu membantu prajurit melepaskan parasutnya yang menyangkut di pohon maupun tiang listrik. Warga juga bergerak cepat untuk memberikan pertolongan pertama bagi prajurit yang cedera. "Ada yang membantu mengurut dan membebat kakinya," kata Mari.