Kamis 06 Apr 2017 17:57 WIB

Ratusan Rumah di Majalengka Terdampak Pergerakan Tanah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Sebanyak empat rumah milik warga di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka rusak total akibat pergerakan tanah. Tak hanya itu, ratusan rumah milik warga lainnya di desa itu juga terdampak bencana alam tersebut.

 

‘’Empat rumah yang sudah rusak parah itu tidak bisa ditinggali lagi dan harus segera direlokasi,’’ ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Kabupaten Majalengka, Piping Ma’rif, Kamis (6/4).

 

Tak hanya empat rumah milik warga yang rusak total, Piping menyebutkan, saat ini juga ada 343  rumah warga lainnya yang sudah mengalami retak-retak, terutama pada bagian dindingnya. Namun, warga pemilik rumah tersebut masih bertahan di rumah masing-masing.

 

Piping menerangkan, pergerakan tanah secara aktif terjadi karena daerah tersebut secara geografis terletak di perbukitan. Kondisi itu diperparah dengan intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.

 

Piping menambahkan, Kecamatan Lemahsugih memang masuk ke dalam zona rawan longsor dan pergerakan tanah. Secara keseluruhan, ada 18 kecamatan di Kabupaten Majalengka yang rawan longsor dan pergerakan tanah. ‘’Saat ini Badan Geologi Bandung juga sedang meninjau lokasi pergerakan tanah di Desa Cisalak,’’ kata Piping.

 

Menurut Piping, peninjaunan tersebut dimaksudkan untuk mempelajari bagaimana kondisi dan pergerakan tanah di Desa Cisalak. Selanjutnya, akan dijadikan acuan dalam penangangan bencana di daerah tersebut, termasuk untuk menghindari korban jiwa akibat pergerakan tanah.

 

Seorang warga Desa Cisalak, Wawan (50 tahun) menuturkan, pergerakan tanah yang terjadi di desanya didahului oleh hujan deras. Saat itu, dirinya mendengar suara bergemuruh di sekitar rumahnya. ‘’Dinding rumah saya langsung retak-retak,’’ terang Wawan.

 

Wawan menambahkan, pergerakan tanah terjadi hampir setiap hari melanda desanya, terutama saat hujan deras. Namun, dia dan warga lainnya hingga saat ini masih bertahan di rumah masing-masing.  ‘’Mau pindah juga tidak tahu harus pindah kemana,’’ keluh Wawan.

 

Wawan menyatakan, dirinya dan warga di desanya saat ini kerap dilanda was-was saat hujan turun dengan deras. Pasalnya, hujan akan semakin memperparah potensi pergerakan tanah yang mengancam keselamatan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement