Kamis 06 Apr 2017 17:47 WIB

BPBD Perluas Zona Pencarian Korban Longsor Ponorogo

Warga melintas di depan alat berat yang tengah mencari korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (6/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga melintas di depan alat berat yang tengah mencari korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur memperluas zona pencarian dan evakuasi korban tanah longsor di Desa Banaran dengan tujuan memperlancar aliran lumpur serta mengantisipasi banjir bandang.

"Hari ini kami tetapkan zona baru di sektor D yang ada di bawah untuk memperlancar aliran lumpur dan antisipasi banjir bandang," kata Kepala BPBD Ponorogo Sumani dikonfirmasi di sela proses evakuasi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kamis (6/4).

Ia menjelaskan zona baru bukan diproyeksikan sebagai lokasi baru pencarian korban longsor, namun lebih dimaksudkan untuk membedah tumpukan timbunan tanah yang sempat tersendat di sektor C.

Selain itu, kata dia, keputusan yang telah dirapatkan bersama seluruh unsur tim SAR gabungan mulai dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan dinas kesehatan itu untuk mengantisipasi potensi banjir bandang yang sangat mungkin terjadi seiring hujan deras yang terjadi selama proses pencarian berlangsung.

"Semoga dengan adanya sektor D ini mampu mempelancar jalannya proses evakuasi. Sebab sejak dua hari terakhir proses pencarian belum berhasil menemukan lagi korban hilang yang tertimbun tanah longsor," ujarnya.

Sejak hari pertama pencarian korban dilakukan pada Ahad (2/4), operasi SAR di tiga sektor yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni zona A, B dan C selalu dihentikan setiap siang atau menjelang sore sekitar pukul 14.00 WIB akibat cuaca buruk (hujan).

Kondisi memburuk sejak dua hari terakhir karena intensitas curah hujan tinggi sehingga memicu longsor kecil di sektor A dan sempat membuat panik tim relawan dan unsur SAR dalam menyelamatkan diri. Potensi bencana susulan tak hanya longsor yang masih mungkin terjadi di sekitar lereng Gunung Gede yang dilaporkan ada temuan rekahan memanjang kanan-kiri dari titik longsor utama.

Namun, yang lebih membahayakan penduduk dan tim relawan saat ini ancaman banjir bandang, sebab hujan dari arah puncak hingga pemukiman telah menyebabkan material lumpur longsoran sepanjang 1,5 kilometer di arah pemukiman menjadi lembek dan jenuh air.

Kondisi tersebut masih diperparah oleh tiga sumber air di sekitar lokasi longsor yang tertimbun material tanah sehingga dimungkinkan mencari celah jalan keluar baru yang memicu pergerakan tanah lanjutan. "Yang terdampak jika banjir bandang sampai 200 perumahan. Jika tidak dibuka sektor D dan dibersihkan akan banyak korban," kata Sumani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement