Rabu 05 Apr 2017 23:50 WIB

Festival Tidore 2017 Promosikan Budaya Malut

Nelayan beraktivitas di Pelabuhan Tahuna, Kelurahan Tidore, Tahuna Timur, Kepulauan Sangihe.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Nelayan beraktivitas di Pelabuhan Tahuna, Kelurahan Tidore, Tahuna Timur, Kepulauan Sangihe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Tidore 2017 yang terdiri dari tiga acara meliputi Parade Juangan, Perjalanan Paji, dan Kirab Agung Kesultanan Tidore berupaya mempromosikan budaya maritim di Maluku Utara.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Sultan Tidore Huseinsyah, dan Wali Kota Tidore Ali Ibrahim meluncurkan Festival Tidore 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rabu (5/4) malam.

Penyelenggaraan Festival Tidore 2017 yang mengangkat tema 'Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim' itu menjadi salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata Maluku Utara.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaran Festival Tidore 2017 yang memasuki tahun ke-9 tersebut. "Pemilihan tiga top event berikut tempat dan tanggal penyelenggaraan yang pasti ini akan menjadi daya tarik serta memudahkan para traveller untuk mengunjungi Tidore sebagai destinasi yang memiliki jenis wisata lengkap yakni bahari, adventure, alam, religi, dan budaya," kata Arief Yahya.

Festival kali ini memang menetapkan tiga top event yakni Parade Juanga atau keliling pulau dengan kapal formasi perang oleh sultan dan bala tentaranya yang berlangsung pada 10 April 2017.

Dilanjutkan Perjalanan Paji atau keliling pulau di darat dengan formasi perang menceritakan revolusi Sultan Nuku pada 11 April 2017. Kemudian Kirab Agung Kesultanan Tidore disinergikan dengan pembukaan Museum Maritim Dunia di Kedaton Tidore.

Festival itu digelar dalam rangka memperingati hari jadi Tidore serta sebagai upaya menggali, dan melestarikan warisan sejarah budaya Kesultanan Tidore sekaligus memperkenalkan dan mempromosikan Tidore dengan seni, alam dan budaya kesultanan. "Ini juga sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Maluku Utara khususnya Kota Tidore," katanya.

Sultan Tidore Huseinsyah menjelaskan, tujuan penyelenggaraan Festival Tidore yakni sebagai upaya melestarikan nilai-nilai budaya Tidore yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.

Di samping juga untuk memperkuat jati diri bangsa dan menjadi penggerak bagi terwujudnya cita-cita bangsa serta terbukanya peluang bagi masyarakat luas agar berperan aktif dalam proses pengembangan wisata budaya.

"Festival Tidore diawali kegiatan Dowaro dalam tradisi adat Tidore yakni sebuah ritual untuk mengawali setiap kegiatan adat," katanya.

Pada Festival Tidore, Dowaro diawali dengan prosesi kota Tupa atau Sobaka Dorora ke rumah adat lima marga (Fola, Sou, Rom, Toha, Tomayou) yang terletak di kaki gunung Kie Matubu untuk memohon doa restu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement