REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warung Buncit dan Kebagusan, Jakarta Selatan, menjadi wilayah dengan polusi udara tertinggi se-Ibu Kota. Kualitas udara tersebut didapat dari pantauan Greenpeace Indonesia yang dilakukan Februari hingga Maret 2017.
Pemantauan Greenpeace dilakukan dengan mencatat tingkat PM 2,5 di 19 lokasi Jabodetabek. Rasio terhadap standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah tidak lebih dari 1,00. Warung Buncit memiliki rasio 5,36 dan Kebagusan dengan rasio 4,08.
"Ini merupakan berkali lipat dari standar WHO," ujar pakar kesehatan dengan spesialisasi jantung Djoko Damono, Selasa (4/4).
PM 2,5 berasal dari seluruh pembakaran, ada yang dari kendaraan, bahkan dari pembakaran sampah. Ada tiga lokasi titik pemantauan yang memiliki udara dengan PM 2,5 terendah, seperti Permata Hijau dengan rasio 2,32, Setiabudi dengan rasio 2,40, dan Utan Kayu dengan rasio 2,60.
Beberapa penyakit yang disebabkan tingkat PM 2,5 yang tinggi, diantaranya stroke, penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan akut pada anak, kanker, dan penyakit paru kronis. Terdapat 2,5 kali lipat kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut di Jakarta.
Setiap harinya, warga Jakarta dihadapkan pada risiko kematian. Namun, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu menyebutkan ada satu masker yang sesuai standar untuk mencegah debu-debu masuk ke dalam tubuh.
Masker yang dianjurkan dapat dibeli seluruh apotek, berwarna putih dan moncongnya agak menggelembung. "Harganya memang 10 kali lipat dari masker hijau yang sering kita gunakan. Tetapi ini bisa setidaknya kita cegah untuk debu masuk ke dalam tubuh," ujar dia.