Di waktu yang sama, Djarot tampak meninggalkan ruang VVIP melalui pintu yang terhubung ke Flores Ballroom, tidak melalui pintu depan. Oleh sebab itu, kata Martin, panitia tidak tahu Djarot meninggalkan ruang VVIP.
Pada pukul 19.24 WIB, paslon Anies-Sandi tiba di Hotel Borobudur melalui pintu belakang dan langsung menuju Flores Ballroom. "Mereka (Anies-Sandi) diwawancarai oleh media di depan VVIP sekitar lima sampai enam menit. Setelah selesai, diarahkan ke VVIP untuk makan malam dan menunggu di VVIP," kata Martin.
Dan pada pukul 19.49 WIB, dari rekaman kamera CCTV, Ahok terlihat turun dari lantai dua menuju Flores Ballroom dan mencari Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno. Dalam rekaman, Ahok tampak menanyakan alasan acara tak kunjung dimulai. Padahal, berdasarkan undangan, acara dimulai pukul 19.30 WIB. Saat itu, Ahok juga mengatakan, KPUD DKI Jakarta tidak profesional.
"Padahal kata Pak Ketua, justru nunggu Pak Ahok," kata Martin.
Setelah Ahok datang, Sumarno meminta acara segera dimulai. Namun, Ahok dan Djarot memutuskan untuk walk out dan penetapan calon diwakili oleh tim pemenangan mereka. Setelah aksi walk out, KPUD DKI Jakarta langsung memulai acara rapat pleno penetapan pasangan calon pada pukul 20.05 WIB.
Setelah mendengar penjelasan Martin, ketua majelis hakim yang juga Ketua DKPP RI Jimly Asshiddiqie langsung menanyakan apakah panitia tidak ada yang mengetahui kehadiran Djarot di Hotel Borobudur. Menjawab Jimly, Ketua Bagian Program Data Organisasi dan SDM KPUD DKI Jakarta Suharyono mengaku panitia hanya fokus di sekitar Flores Ballroom, tempat berlangsungnya acara.
Kemudian, saat acara akan dilangsungkan pukul 19.30 WIB, panitia justru tidak melihat Ahok dan Djarot. "Pada saat panitia standby dan siap semua, yang ada di VVIP hanya ada paslon nomor tiga. Kami tidak melihat keberadaan paslon nomor dua sampai pukul 19.30," kata Suharyono.
Usai penjelasan Suharyono, Jimly langsung bertanya mengapa Ahok-Djarot menyewa ruangan lain di Hotel Borobudur. "Kenapa paslon nomor dua menyewa kamar sendiri? Apa begitu banyak duit sehingga sewa hotel sendiri? Apa logikanya sampai sewa kamar sendiri dan tidak bilang-bilang?" kata Jimly kepada tim kampanye Ahok-Djarot yang juga hadir.
Sayangnya, tim pemenangan Ahok-Djarot tidak menjawab pertanyaan Jimly. Atas sikap tersebut, Jimly pun berkesimpulan telah terjadi kesalahpahaman komunikasi antara panitia dan paslon nomor urut dua itu dan tim pemenangannya.