REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Tim gabungan tanggap bencana terus melakukan proses evakuasi korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo sejak Senin (4/3) pagi tadi. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Ponorogo, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan lainnya melanjutkan pecarian korban longsor dilakukan di tiga zona pemukiman warga.
Zona A dan B berada di dusun Tangkil atau tepat di bawah bukit Gede yang longsor. Sedang zona C berada di dusun Krajan atau terletak di bawah dusun Tangkil. Dansub Satgas Sektor B, Edy Wisnu mengungkapkan terdapat beberapa kendala dalam melakukan evakuasi di hari ketiga pascalongsor. Menurutnya, hujan deras yang kembali turun pada hari kedua pasca longsor menyebabkan tanah semakin padat.
Sementara itu alat berat berupa ekskavator sebanyak 8 unit yang diterjunkan untuk menggali tanah pun dinilai belum cukup. Menurutnya perlu tambahan alat berat mengingat luas area terdampak longsor cukup luas. "Kami perkirakan untuk di sektor B ada 9 orang korban yang tertimbun, tapi karena areanya luas dan tumpukan tanah pun tinggi ini perlu banyak eskavator, sedang kita ada zona lain juga yang kondisinya juga sulit di jangkau," tutur Edy kepada Republika pada Senin (4/3) siang.
Berdasarkan data yang dihimpun dari posko utama bencana longsor di desa Banaran, terdapat 28 korban yang dinyatakan hilang atau tertimbun longsor yang terjadi pada Sabtu (1/4). Dua korban meninggal berhasil ditemukan pada Ahad (2/4) siang.
Tim gabungan masih melakukan pencarian sisa korban lainnya yang belum di temukan. Sementara itu, korban selamat berjumlah 200 jiwa. Penyintas diungsikan di posko desa dan pemukiman warga di Krajan yang lebih tinggi.