Senin 03 Apr 2017 02:12 WIB

Anies-Sandi Diminta Belajar dari Kekalahan Agus-Sylvi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan kepada awak media saat acara silaturahmi media di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan kepada awak media saat acara silaturahmi media di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei dari Sinergi Data Indonesia (SDI) yang dirilis Ahad (2/4), menyebut pasangan Anies-Sandi sebaiknya tak memainkan sentimen agama di sisa masa kampanye. Hal ini lebih baik agar pasangan nomor tiga ini tidak mengalami kekalahan di putaran akhir kampanye Pilkada DKI putaran kedua.

Direktur Eksekutif SDI, Barkah Pattimahu mengungkapkan hal ini disebabkan tingkat toleransi warga Jakarta sangat tinggi (70,14 persen), sehingga tak terpengaruh lagi dengan kampanye hitam berbau SARA.

“Kalau tak mau bernasib sama seperti pasangan Agus-Sylvi, terjungkal di putaran pertama, Anies-Sandi jangan memainkan sentimen agama di sisa masa kampanye yang tersisa dua pekan ini,” kata Barkah Pattimahu, Ahad (2/4).

Ia mengungkapkan, harusnya Anies-Sandi belajar dari kekalahan pasangan Agus-Sylvi. Dimana ia memandang pasangan nomor urut satu ini telah melakukan blunder dengan mengemas isu agama di Pilkada DKI putaran pertama. "Bila Anies-Sandi melanjutkan langkah tersebut, peluangnya untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua sulit terwujud," ungkapnya.

Berdasarkan temuan SDI tingkat toleransi warga Jakarta, sangat tinggi. Pada Oktober 2016, persentase pemilih toleran di Jakarta sebanyak 71,53. Kemudian pada Januari 2017 naik menjadi 73,67 persen dan turun menjadi 70,14 persen pada Maret lalu. "Ternyata dari 70,14 persen pemilih yang toleran, sebanyak 51,89 persen mendukung pasangan Ahok-Djarot, selebihnya (39,49) memilih Anies-Sandi," ujarnya.

Sementara dari 29,86 persen pemilih yang intoleran, mayoritas (71,92 persen) berpihak pada Anies-Sandi dan hanya 19,47 persen yang memilih Ahok-Djarot. Hasil survei SDI juga menyebutkan, 80,80 persen warga Jakarta tak setuju penggunaan kampanye hitam berbau SARA untuk menjatuhkan paslon lain.

Ia mengatakan data SDI sebanyak 74,20 persen pemilih Jakarta juga tidak percaya dengan isi kampanye hitam berbau SARA. Tingkat toleransi warga Jakarta dilihat dari cara hidup bertetangga dengan berbeda agama, mengucapkan selamat atas perayaan hari besar agama lain, perayaan dan ritual keagamaan di lingkungan tempat ibadah, menyikapi perbedaan agama dalam keluarga, serta pandangan terhadap pendapat tentang agama.

Dari sisi elektabilitas, dua pekan menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, elektabilitas Anies Baswedan mencapai 47,60 persen, mengungguli Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok 41,00 persen.

Namun siapa yang nantinya bakal memenangkan Pilkada DKI, ia menegaskan sangat tergantung pada swing voters. Survei SDI dilakukan pada 10-17 Maret 2017 dengan melibatkan 600 responden. Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error 4,08 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement