REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)menyatakan, sebanyak 26 korban yang tertimbun tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Ponorgo, Jawa Timur, hingga Ahad petang belum ditemukan. Sejauh ini baru dua jenazah korban yang berhasil dievakuasi.
"Tidak mudah mencari korban. Lokasi longsor luas dan material yang menimbun rumah dan korban juga tebal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjawab melalui pesan elektronik di Jakarta, Ahad (2/4).
Sutopo mengatakan petugas gabungan yang berjumlah 1.655 personel pada Ahad baru menemukan dua korban longsor dalam keadaan meninggal dunia. Petugas gabungan itu terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas), Tagana, Palang Merah Indonesia (PMI), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Organisasi Non-Pemerintah, relawan dan masyarakat.
Menurut Sutopo, lokasi yang tertimpa longsor cukup luas dan tanah yang menimbun korban sangat tebal, bahkan di beberapa lokasi, tebalnya mencapai 20 meter. "Selain itu juga faktor cuaca, aksesibilitas menuju lokasi, keterbatasan peralatan dan komunikasi, serta bahaya susulan longsor," ujar dia.
Hujan deras pada Ahad siang menghentikan sementara operasi SAR. Sementara itu, tujuh alat berat sudah dikerahkan di lokasi longsor.
Menurut data korban BNPB,dari 35 Kepala Keluarga (KK) atau 128 jiwa yang terdampak langsung, 100 jiwa berhasil menyelamatkan diri dan 28 jiwa tertimbun longsor. Korban yang berhasil menyelamatkan diri tidak sempat membawa apa-apa saat longsor menerjang rumahnya.
Sebanyak 100 korban selamat tersebut kini mengungsi di rumah kepala desa dan keluarga terdekat. Jumlah pengungsi juga ditambah 200 orang warga sekitar bencana longsor yang takut bencana longsor susulan. "Pengungsi banyak yang masih trauma karena anggota keluarga yang hilang dan kondisi saat longsor yang menerjang disertai bunyi gemuruh," ujar dia.
"Pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, pakaian, selimut, dan kebutuhan lainnya," tambah Sutopo.
Sutopo menjelaskan bantuan terus berdatangan dari berbagai unsur pemerintah dan organisasi. Rapat koordinasi akan digelar pada Ahad ini. Kepala BNPB bersama BPBD Provinsi Jawa Timur dan seluruh unsur yang ada akan melakukan rapat koordinasi untuk percepatan penanganan darurat.
"Posko utama tanggap darurat, masa tanggap darurat, system komando, struktur organisasi tanggap darurat, dan lainnya akan segera ditetapkan untuk memudahkan dalam penanganan tanggap darurat," ujarnya.