Ahad 02 Apr 2017 12:01 WIB

Mendongkrak Teknologi Pertanian dan Ekonomi Daerah Jawa Tengah

 lokakarya evaluasi pengembangan technopark di Jakenan, Pati (31/3).
Foto: Licko/Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati
lokakarya evaluasi pengembangan technopark di Jakenan, Pati (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Kawasan Technopark dibangun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat peran iptek dalam pembangunan ekonomi melalui akselerasi hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan. Beberapa technopark sudah dibangun di wilayah Jateng, antara lain di Sragen, Klaten, Pati, Solo, Semarang, Solo, Grobogan, Pekalongan, dan Tegal.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jawa tengah bekerja sama dengan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) menyelenggarakan lokakarya evaluasi pengembangan technopark di Jakenan, Pati (31/3).

Technopark memiliki bentuk kelembagaan tetap berupa unit pelaksana teknis/badan layanan umum daerah/badan milik daerah/koperasi. Technopark juga memiliki payung hukum dari kementerian/lembaga selaku fasilitator dengan daerah.

Kelembagaan technopark memiliki unsur-unsur dalam organisasi yaitu unsur pengawas, pimpinan, administrasi/penatausahaan rumah tangga, pemeliharaan infrastruktur, layanan industri, inkubasi bisnis dan teknologi, dan pengembangan Sumber Daya Manusia.

Aktivitas utama dalam technopark meliputi inkubasi bisnis dan teknologi, pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM, Prototyping Center (Lokasi bagi pengembangan prototype teknologi yang siap dikomersialkan), penyediaan konsultasi dan informasi, penyediaan akses (ke lembaga keuangan, investor, pemerintah, industri, sumber teknologi, lembaga perijinan, HKI dan sertifikasi serta jaringan lain yang dibutuhkan perusahaan pemula untuk mengembangkan bisnis), penelitian dan pengembangan bisnis (Program dan aktivitas riset serta pengembangan bisnis berkelanjutan).

Dalam pelaksanaannya technopark dapat menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan-perusahaan baru (UMKM), dapat menarik industri ke dalam kawasan technopark, dan menjadi tempat penelitian dan pengembangan berkelanjutan.

“Technopark sebagai suatu wadah untuk menghubungkan institusi perguruan tinggi, pusat riset, pelatihan dan dunia usaha. Selain itu, technopark sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan ide-ide kreatif/temuan yang diperoleh dari penelitian,” pungkas Hendy Hendro H Sridjono dari Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus.

Taman Sains Pertanian (TSP) Jakenan adalah pusat teknologi unggulan lahan tadah hujan ramah lingkungan. TSP menyediakan berbagai informasi komoditas unggul lahan kering iklim kering dataran rendah (padi, jagung, kedelai, tebu, buah-buahan, sayuran, biopestisida, ternak) pengembangan TSP diinisiasi dengan pembangunan fisik fasilitas TSP dan penetapan komoditas unggulan strategis yang adaptif di lapangan.

“TSP yang berlokasi Jakenan Pati adalah wahana penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan inovasi pertanian sekaligus show window dan tempat peningkatan kapasitas pelaku pembangunan pertanian termasuk penyuluh dan petani. Untuk itu diperlukan sarana prasarana pendukung yang high quality, menarik, cantik, unik, nyaman, informatif, dan berkelanjutan,” papar Wihardjaka sebagai manager Iptek TSP.

Selain tujuh komoditas utama (padi, jagung, kedelai, sapi, tebu, hortikultura, dan pascapanen) komponen pendukung TSP jakenan diantaranya kawasan teknologi surjan, integrasi tanamn pangan-ternak, koleksi taman fitoremediasi, unit biopestisida dan biofence.

Serta pengembangan ikan lokal, pemupukan jangka panjang, demplot padi toleran rendaman, demplot padi toleran kekeringan, demplot teknologi mina padi, demplot teknologi rendah emisi gas rumah kaca.

Petani wilayah pati sangat merasakan manfaat dari hasil pelatihan pembuatan pestisida nabati, biochar dan biokompos yang diterapkan pada budidaya padi sawah.

“Hasil gabah kering panen yang sebelumnya 6 ton/ha meningkat 3 kali lipat menjadi 10 ton/ha dan tanaman bebas dari penyakit kresek dan serangan wereng coklat,” ujar Penyuluh Batangan, Pati.

Hasil teknologi yang dihasilkan bisa diterapkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Menggabungkan ide, inovasi dari dunia akademisi serta dari dunia usaha. Dan dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena produk organik sangat diminati karena ramah lingkungan dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi.

Oleh: Likco dan Wihardjaka (Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement