Sabtu 01 Apr 2017 12:17 WIB

Kementan-NU Jalin Kerja Sama Pertanian

 Kegiatan Mentan Andi Amran Sulaiman (Ilustrasi)
Foto: Humas Kementan
Kegiatan Mentan Andi Amran Sulaiman (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sepakat membangun pertanian di sejumlah daerah melalui organisasi di bawah ormas tersebut, seperti Fathayat, Muslimat, dan Ansor. Kerja sama ini dalam upaya menciptakan ketahanan dan swasembada pangan nasional.

"Komoditas yang akan dikerjasamakan merupakan komoditas pangan strategis, seperti jagung dan cabai. Apa saja komoditasnya tidak masalah, bawang boleh, semua komoditas strategis kita," kata Amran, Sabtu (1/4).

Kerja sama tersebut disepakti oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Ketua Umum ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut KH Said Aqil Siroj. Amran merangkul BNU untuk kerja sama pertanian mengingat dampaknya sudah sangat terasa di saat beberapa waktu lalu terjadi lonjakan harga sejumlah komoditas di berbagai daerah.

Dia mencontohkan bagaimana harga cabai sekarang bisa stabil karena kerja sama pihak-pihak yang terlibat dalam gerakan tanam cabai dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang digalakkan awal tahun ini.

Sementara itu, pemimpin PBNU sendiri mengakui program pemerintah tersebut membawa dampak positif terhadap kesetabilan harga cabai saat ini. Dampak positif tersebut justru memunculkan kekhawatiran jika harga cabai Rp 40 ribu-Rp 50 ribu di pasar, sehingga harga justru meluncur ke bawah dan minta Kementan untuk menyiapkan mesin pendingin untuk menyerap cabai yang ditanam masyarakat.

Amran sempat menyikapi kondisi jagung saat ini yang harganya sedang turun akibat stok yang melimpah. Kementerian Pertanian telah berbicara dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) untuk menyerap jagung yang ada di petani dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah dengan harga jagung pipilan kering Rp 3.150 per kilogram.

Mentan Amran berharap, kerja sama dengan PBNU ini segera terealisasi. "Harapannya sebelum bulan empat sudah tanam", ujarnya. Dengan semua elemen masyarakat PBNU yang terlibat, sehingga hal tersebut dapat menjadi solusi jangka panjang bagi pertanian Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement