Jumat 31 Mar 2017 21:48 WIB

Sosialisasi Penyakit Degeneratif Harus Ditingkatkan

Stroke (ilustrasi)
Foto: AP
Stroke (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sosialisasi kepada masyarakat agar mewaspadai penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif harus terus ditingkatkan, kata Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Arif Kurniawan.

"Sosialisasi harus terus ditingkatkan, agar masyarakat dapat mengetahui lebih dini risiko penyakit degeneratif yang dia miliki," kata Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Arif Kurniawan di Purwokerto, Jumat (31/3).

Dia menjelaskan, salah satu sosialisasi yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di Pos Pembinaan Terpadu. "Program pos binaan terpadu atau Posbindu merupakan upaya preventif dari pemerintah agar masyarakat dapat mengetahui lebih dini risiko penyakit degeneratif," katanya.

Dengan demikian, kata dia, diharapkan masyarakat dapat melakukan pola hidup sehat. "Tentunya jika masyarakat mengetahui bila dirinya memiliki risiko tersebut, masyarakat akan merubah perilaku untuk mengurangi risiko," katanya.

Penyakit stroke, penyakit jantung koroner, kata dia, terjadi karena masyarakat tidak menyadari faktor risiko yang dia miliki. "Cara untuk meningkatkan masyarakat agar memanfaatkan posbindu yaitu upaya promotif yang mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka tentang penyakit degeneratif dan akses pelayanan Posbindu," katanya.

Dia menambahkan, perlu ditekankan kepada masyarakat pentingnya kualitas hidup di usia produktif dan usia lanjut.

"Masyarakat seringkali melakukan perilaku berisiko saat usia produktif, kemudian memasuki usia lanjut malah jadi beban keluarga karena terkena penyakit degeneratif," katanya.

Karena itu, tambah dia, perlu ditumbuhkan semangat untuk tidak membebani keluarga. "Inilah yang dijadikan motivator bagi mereka untuk memanfaatkan Posbindu," katanya. Semuanya, kata dia, tergantung pada kemampuan tenaga promosi kesehatan yang ada di Puskesmas dan kader kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement