Kamis 30 Mar 2017 16:44 WIB

Aliran Sesat Ini Ajarkan Shalat Satu Waktu dan Menginap 40 Malam

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Teguh Firmansyah
Aliran sesat (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aliran sesat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Ratusan warga Desa Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, menggerebek rumah salah seorang warganya, Jamingan (48 tahun), Rabu (29/3) dini hari.

Hal ini karena rumah tersebut diduga telah menjadi tempat mengajarkan aliran sesat yang dilakukan oleh Damiri (52) yang juga warga Desa Karangbawang.

''Sebenarnya warga kami sudah cukup lama merasa resah atas tindakan warga yang telah mengajarkan aliran sesat. Puncaknya pada Rabu dini hari itu, di mana ratusan warga yang berkumpul mendatangi rumah Jamingan dan membubarkan kegiatan pengajian yang sedang dilaksanakan di rumah itu,'' kata Kepala Desa Karangbawang, Budi Supraptoro.

Menurut dia, keresahan warga berawal dari sikap beberapa warga Desa Karangbawang yang menjadi aneh, setelah mengikuti pengajian yang diajarkan Damiri.

''Ada remaja yang kemudian kemudian tidak mau bersekolah dan melawan orang tuanya. Ada juga isteri yang menjadi menjadi resah, karena suaminya menjadi tidak perhatian dengan keluarganya,'' kata Budi.

Menurut Budi, pengajian yang diselenggarakan Damiri bersifat tertutup dan hanya diikuti oleh mereka yang sudah menjadi pengikutnya. Selain itu, meski mengaku ajaran yang diberikan adalah ajaran Islam, amalan ibadah yang dilakukan berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya.

''Antara lain, dalam pelaksanaan shalat lima waktu, pengikut Damiri hanya melaksanakan satu rakaat untuk setiap shalat wajib. Selain itu, gerakannya juga hanya berupa gerakan suduk dengan telapak tangan tertelungkup,'' katanya.

Lebih dari itu, para pengikut aliran Damiri ini juga kerap mengikuti kegiatan tertutup selama 40 hari 40 malam. Akibatnya, banyak keluarga yang merasa resah karena anggota keluarganya tidak bisa ditemui selama 40 hari 40 malam.

Saat dilakukan penggerebekan oleh warga, Budi mengaku di rumah Jamingan ada 22 orang warga yang sedang mengikuti pengajian tertutup. Dari jumlah itu, sebanyak 21 orang merupakan warga desa setempat, sedangkan seorang merupakan warga Desa Jambu, Kecamatan Wangon. ''Meski warga merasa marah, namun penggerebekan tidak sampai terjadi hal-hal anarkis,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement