REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan ikut berkontribusi dalam redistribusi aset dan reforma agraria. Keikutsertaan ini disampaikan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin usai bertemu Presiden Joko Widodo, Kamis (30/3).
Dia menuturkan, seorang ulama bukan hanya memberikan pemahanan mengenai agama kepada masyarakat muslim. Ulama juga harus mengambil bagian dalam rangka berkontribusi di dalam rangka memajukan bangsa.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk turut serta memajukan bangsa, yakni terkait dengan redistribusi aset. Program reforma agraria untuk memberikan lahan bagi masyarakat di perdesaan dan pelaku usaha diyakini mampu membuat lahan tidur semakin produktif. Hal ini kemudian akan berdampak untuk memperkecil kesenjangan perekonomian.
"Redistribusi aset ini supaya lahan sekarang tidak hanya dikuasai oleh kalangan konglomerat, tapi juga digunakan oleh masyarakat miskin," kata Ma'ruf, Kamis (30/3).
Menurutnya, MUI akan membantu masyarakat melakukan redistribusi aset, baik melalui koperasi, pesantren dan lembaga-lembaga keagamaan. Pemberian melalui kelompok lebih baik ketimbang diberikan pada perorangan, karena ditakutkan tidak produktif bahkan diperjualbelikan ketika lahan tersebut diberikan.
Di sisi lain, MUI juga sepakat dengan pemerintah untuk mendorong adanya kemitraan antara masyarakat ekonomi kuat dan masyarakat ekonomi lemah. Sebab tanpa kemitraan, ketika keduanya berbenturan maka yang lemah akan kalah.