Rabu 29 Mar 2017 15:03 WIB

Jatim Tingkatkan Kerja Sama Riset dengan Swiss

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Riset (ilustrasi)
Foto: elearningmag.com
Riset (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur meningkatkan kerja sama di bidang riset dengan Swiss. Menurut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Jatim akan lebih banyak belajar dari Swiss sebagai negara yang teknologinya lebih maju.

Selama ini Swiss telah bekerja sama dengan Universitas Airlangga di bidang pengobatan penyakit tidak menular. Swiss juga sudah membantu pendidikan vokasional di Balai Latihan Kerja Malang.

"Jatim ingin memperkuat kerja sama di bidang riset dengan Kementerian Perdagangan dan Swiss di bidang riset supaya bisa menghasilkan produk-produk yang jauh lebih bagus," kata Pakdhe Karwo, sapaan Soekarwo, saat menerima kunjungan Dubes Swiss untuk Indonesia Yvonne Baumann di Surabaya, Rabu (29/3).

Kerja sama bidang riset akan ditindaklanjuti dengan membentuk tim untuk memperjelas pelaksanaan program. Nantinya akan dibahas apakah peserta didik dapat langsung magang di perusahaan Swiss atau mendatangkan pelatih dari Swiss ke Jatim.

"Dengan metode riset secara langsung seperti ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan keahliannya karena orang-orang yang pintar harus dilengkapi ketrampilan yang bagus," harap Pakdhe Karwo.

Ia meyakinkan kerja sama ini merupakan peluang bagi investor. Jatim merupakan pasar yang sangat potensial untuk wilayah Indonesia Timur. "Saya masih ingin meningkatkan kerja sama dengan salah satu perusahaan susu asal Swiss yakni PT Nestle, karena Jatim masih kekurangan 800 ton susu per hari," tambahnya.

Investasi Swiss di Jatim sampai 2015 tercatat mencapai 627,8 juta dolar AS. Terdiri dari 18 proyek yang menyerap 6.398 tenaga kerja. Industri makanan mendominasi investasi Swiss di Jatim dengan menanamkan modalnya pada delapan proyek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement