REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE -- Pemanfaatan fungsi Bandara Alas Leuser, di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, tampaknya mengalami pergeseran sedikit demi sedikit. Bagaimana tidak, bandara seluas sekitar 30 hektare itu, kini sebagian besar telah ditanami jagung.
Pantauan di lokasi bandara perintis terletak di Desa Ngekeran Dua, Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara, Senin (27/3), di beberapa titik berbatasan dengan landasan pacu, terlihat tongkol jagung atau bonggol jagung. Tongkol jagung yang dikumpulkan tersebut, terlihat ada dibiarkan begitu saja, lalu sudah hangus terbakar, dan dalam kondisi tidak habis terbakar.
Terdapat juga tanaman terung di dalam bandara ini. Beberapa tanaman pangan dengan memanfaatkan biji atau bulir yang digunakan sebagai sumber karbohidrat, dan biasanya ditanami oleh petani setempat. "Kalau jagung dan tanaman lain, milik petugas yang mengelola bandara ini (Alas Leuser)," ujar Rido (31), warga yang tinggal di sekitar bandara.
Selain itu, terpantau juga pagar yang berada di keliling sisi Bandara Alas Leuser telah jebol pada beberapa titik. Sehingga penduduk setempat bebas keluar masuk dan akses langsung menuju landasan pacu.
Beberapa fasilitas pendukung bandara seperti kamar mandi, dan beberapa ruangan untuk petugas yang lazimnya digunakan kini sebagian pintunya sudah rusak. Di bagian lantai bangunan terminal baik kedatangan dan keberangkatan terlihat sangat kotor, karena jarang mendapat perawatan dari pihak terkait.
Tercatat di tahun 2016, pesawat kecil milik Susi Air menerbangi rute penerbangan perintis yakni Banda Aceh-Kutacane pergi pulang. Juga Medan-Kutacane pergi pulang masing-masing dua kali dalam sepekan.
"Melihat ini semua, sudah jelas bertentangan dengan Undang-undang No.1/2009 tentang Penerbangan," tegas Direktur Ruang Publik Aceh Tenggara, Kasri Selian.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh Tenggara, Muhamad Ali sebelumnya mengatakan, pengelolaan Bandara Alas Leuser telah dialihkan kepada Kementerian Perhubungan.
"Terhitung mulai tahun ini, Bandara Alas Leuser sudah kita hibahkan ke kementerian (perhubungan) untuk pengelolaannya," ucap Ali.