REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru bicara tim pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, Raja Juli Antoni menegaskan pilihan Cawagub Djarot mengenakan peci di foto surat suara putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI bukan untuk meniru pasangan lawannya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang menjadikan peci hitam sebagai ciri khas mereka. Di surat suara yang baru, tiga kandidat, Djarot, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mengenakan peci hitam, sementara pasangan Djarot, Basuki tidak mengenakan peci hitam.
"Enggak (meniru), peci hitam kan sudah dipakai dari sejak dulu. GR (Gede Rasa) saja calon lain itu, kalau anggap pak Djarot meniru mereka. Bung Karno dari dulu pakai peci. Bahkan Mahatir Muhammad di Malaysia juga sering pakai kopiah. Jangan GR hehe," kata Toni sapaan akrab Juli saat dihubungi, Jumat (24/3).
Toni juga mengelak bila disebut penggunaan peci untuk meredam isu SARA yang terus mencuat selama Pilkada DKI berjalan. "Murni (peci hitam) soal pilihan personal pak Djarot. Soal kenyamanan. Gak perlu lawan isu SARA dengan peci. Tanpa peci semua orang tahu pak Djarot muslim yang baik. Lahir dari bapak Muhammadiyah dan ibu NU," tegasnya.
Ihwal pasangan Djarot, Basuki atau yang akrab disapa Ahok yang tidak mengenakan peci, menurut Toni adalah pilihan pribadi. "Sama, soal pilihan pribadi aja. Pak Ahok kali ini lebih nyaman gak pakai peci. Masing-masing punya preferensi gaya. Pak Djarot merasa lebih ganteng pakai peci. Cocok dengan kumisnya. Pak Ahok lebih suka gak pakai kopiah. Jadi itu pilihan pribadi mereka. Tidak ada alasan khusus," jelas Toni.
Ketua KPU DKI, Sumarno mengungkapkan pada Kamis (24/4), KPU sudah mulai mencetak surat suara. Sebelum mencetak surat suara, KPU juga sudah meminta persetujuan kedua pasangan calon meng-acc desain.
Sumarno menerangkan, di surat suara foto kedua pasangan calon lebih kecil dan terdapat perubahan foto. "Ukurannya lebih kecil, dan foto pasangan calon nomor 2 sesuai dengan permintaan paslon bersangkutan pak Djarot yang putaran pertama gak pake kopiah pada putaran kedua pake dan itu gak masalah," jelas Sumarno.