REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Belum lama ini sebuah perusahaan Amerika Serikat merintis usaha daging unggas tanpa perlu beternak. Tindakan tersebut dianggap mengancam industri peternakan konvensional yang ada.
Sekjen Dewan Peternak Nasional Ade M Zulkarnain, mengaku terkejut dengan kemampuan perusahaan Memphis Meats dalam menghasilkan daging ayam sintetis. "Jika perusahaan tersebut jadi memproduksi dan memasarkan secara massal, ini jelas ancaman bagi peternak," katanya kepada Republika, Kamis (23/3).
Ke depannya, seiring dengan teknologi yang ditawarkan perusahaan tersebut dan klaim mengurangi polusi sektor peternakan, usaha peternakan tidak akan menarik lagi. Itu artinya, kata dia, kerugian akan terjadi dan mendorong kebangkrutan massal.
Selain itu, ia meragukan daging yang dihasilkan terutama dilihat dari aspek agama. Seperti diketahui, dalam Islam sebuah hewan menjadi halal dikonsumsi jika disembelih dengan menyebut nama Allah. Hewan tersebut juga harus memenuhi ketentuan lain yang telah ditetapkan.
"Perlu dilihat apakah kreatifitas seperti itu sesuai atau tidak dengan norma-norma atau hukum agama," ujarnya.
The US Department of Agriculture (USDA) dan Food and Drug Administrations (FDA) AS masih blur terhadap teknologi Memphis Meats tersebut. Untuk diketahui, Memphis Meats mengambil sel dari hewan yang jaringannya belum terbentuk sempurna. Peraturan yang ditetapkan USDA dan FDA cukup jelas bahwa produk harus berasal dari tumbuhan atau hewan yang disembelih.