REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Puluhan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Terisi berbondong-bondong mendatangi Puskesmas setempat untuk memeriksakan diri. Mereka takut terserang virus flu burung setelah melihat banyaknya unggas yang mati mendadak di lingkungan mereka.
"Saya dan sejumlah tetangga sakit flu dan panas dingin,’’ kata seorang warga Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, yang tidak mau namanya ditulis di koran, Rabu (22/3).
Warga itu mengaku, sudah minum obat flu yang dibelinya di warung. Namun, kondisinya tak kunjung membaik sehingga dia pun berinisiatif memeriksakan diri ke Puskesmas.
"Saya takut. Soalnya di lingkungan saya banyak ayam yang mati mendadak,’’ tuturnya.
Dia berharap agar pemerintah daerah cepat tanggap menghadapi kekhawatiran warga. Dia menyatakan, kondisi tersebut sangat merasahkan warga karena takut terjangkit virus flu burung.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, saat dikonfirmasi, menyatakan, hingga kini belum ada pasien yang dinyatakan flu burung. Berdasarkan laporan yang diterimanya dari dokter hewan, flu burung baru terjadi pada unggas.
Namun, Deden mengaku tetap melakukan langkah antisipasi. Dia menyatakan, sudah berkoordinasi dengan kepala puskesmas setempat.
‘’Saya sudah koordinasikan dengan kepala puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan surveilansnya ke masyarakat sekitar,’’ tandas Deden.
Seperti diketahui, ribuan ekor unggas milik peternak dan warga di Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang dan Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, mati mendadak diduga terkena virus flu burung. Namun, tak sedikit warga yang membuang bangkai unggas yang mati itu ke sungai.