Rabu 22 Mar 2017 20:11 WIB

Bertemu Jokowi, Petani Kendeng Kecewa dan Menangis

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Persatuan Aksi Tani dan Mahasiswa Indonesia menggelar aksi solidaritas petani Kendeng di Surabaya, Jawa TImur, Rabu (22/3).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Persatuan Aksi Tani dan Mahasiswa Indonesia menggelar aksi solidaritas petani Kendeng di Surabaya, Jawa TImur, Rabu (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang petani Kendeng, Rembang, Jawa Tengah berhasil bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang hari ini saat pertemuan dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Istana Negara, Jakarta. Namun, petani yang bernama Gunarti tersebut mengaku kecewa terhadap Jokowi, ia pun juga tampak menangis usai pertemuan berlangsung.

Dalam sepekan ini, para petani asal Jawa Tengah melakukan aksi cor kaki menuntut pencabutan izin lingkungan PT Semen Indonesia yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Namun, melalui Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, masyarakat yang melakukan aksi hanya mendapatkan penjelasan bahwa gubernur juga memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin.

“Apa yang dikatakan Jokowi sudahlah. Bisa saya terima. Kalau seperti ini kan bukan hanya sekadar "jare" (kata-nya). Yang kemarin kan kami dengar, itu semua sudah jadi kewenangan gubernur. Itu dari pak Teten, dari yang lain. Kalau sekarang saya mendengar langsung dari pak Jokowi-nya dan sedih,” kata Gunarti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/3).

Menurut Gunarti, para petani Kendeng pernah bertemu dengan Jokowi pada 2 Agustus tahun lalu. Saat itu, Jokowi menjanjikan agar izin lingkungan untuk pabrik semen dikaji kembali melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Sementara dilakukan kajian, segala aktivitas pabrik di Pegunungan Kendeng pun dihentikan selama satu tahun, termasuk izin pabrik PT Semen Indonesia. Kendati demikian, instruksi presiden tersebut dinilainya tak dipatuhi oleh Gubernur Jateng Ganjar dengan mengeluarkan izin lingkungan yang baru. Izin yang diterbitkan itupun juga dinilai bertentangan dengan putusan Mahkamah Agung (MA).

“Akhirnya waktunya dipendekkan menjadi 6 bulan, dan 6 bulannya itu masih nanti akhir bulan April. Tapi, pak Ganjar Pranowo setelah mencabut izin, karena kita sudah mempunyai putusan dari MA untuk yang PT Semen Indonesia itu kita menang, itu 17 Januari 2017 dicabut, tapi dia mengeluarkan izin baru,” jelas Gunarti.

Kendati demikian, Jokowi menyampaikan masalah terkait izin yang dikeluarkan oleh Gubernur Jateng tersebut harus ditanyakan kepada gubernur terkait. Karena itu, ia merasa kecewa terhadap Jokowi. “Kalau melihat apa yang dikatakan beliau, pak Jokowi, rasanya saya sudah kehilangan bapak. Ini benak yang kami rasakan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement