Rabu 22 Mar 2017 16:54 WIB

BBWS Citarum Siap Gali Sedimentasi Sungai

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perahu penyebrangan membawa warga menyebrangi Sungai Citarum, di Desa Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (31/1).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Perahu penyebrangan membawa warga menyebrangi Sungai Citarum, di Desa Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum akan menggali sedimen Sungai Cikijing, dan Cimande yang terus meluap dan menyebabkan banjir di kawasan Rancaekek Kabupaten Bandung. Hal ini dinilai menjadi solusi sementara mengatasi banjir Rancaekek serta bagian dari normalisasi sungai yang tengah diprogramkan.

Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan pengerukan sedimentasi ini merupakan langkah awal. Di samping nantinya akan ada pelebaran sungai tetapi masih menunggu pembebasan lahan.

"Pembebasan lahannya belum tapi akan saya dalamkan dulu supaya air mengakir dulu. Sedimennya saya gali 250 meter ke hulu dari jembatan Rancaekek dan 500 meter ke hilir sehingga air bisa mengakir nantinya. Berikutnya di cimande juga di dalamkan dulu. Ini pekerjaan sifatnya sementara darurat," kata Yudha kepada wartawan ditemui di Peringatan Hari Air Sedunia 2017 di Teras Cikapundung, Bandung, Rabu (22/3)

Yudha mengatakan pihaknya akan menggali sedimen di sungai. Sebab pendangkalan menyebabkan kedalaman sungai hanya berkisar satu meter. Kedalaman yang ditargetkannya adalah minimal tiga meter untuk memperbanyak tampungan air.

Selanjutnya, Yudha menyebutkan BBWS Citarum juga akan memprioritaskan pembebasan lahan di sekitar bantaran Sungai Cikijing dan Cimande. Sehingga dapat dilebarkan dan kemudian dibangun tanggul untuk menahan luapan air. "Kita akan lebarkan sekitar enam meteran sehingga sungai lebih lebar dan lebih banyak menampung air," ujarnya.

BBWS Citarum juga dikatakannya terus memantau pembongkaran yang bangunan di ruas PT Kahatex. Sebagian pembongkaran telah dilakukan dan diharapkan segera tuntas dalam waktu dekat.

Yudha mengatakan bangunan harus dibongkar untuk mengurangi risiko air meluap lebih banyak. Sebab PT Kahatex mendirikan bangunan di atas Sungai Cikijing dan mengakibatkan banjir. "Ternyata setelah sedikit pembongkaran ternyata airnya tidak meluap. Kami juga memfungsikan pompa air yang standby di Kahatex tetapi ternyata tidak cukup maka kami juga akan menata drainase pemukiman," tuturnya.

Untuk mengantisipasi banjir yang lebih besar Yudha berharap agar segera dibangun tanggul agar air Sungai Cikijing dan Cimande tidak meluap ke Jalan Rancaekek. Pihaknya juga telah menyiapkan anggaran lebih dari Rp 500 miliar untuk normalisasi tiga sungai yang kerap menyebabkan banjir terutama pada musim penghujan.

Selain itu, lanjut Yudha, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VI untuk wilayah DKI Jakarta-Banten-Jawa Barat diajak bekerjasama untuk melakukan pembongkaran jembatan yang terletak di jalan penghubung antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang itu. Sebab elevasi jembatannya tidak sesuai dengan kapasitas daya tampung air.

"Kami juga akan membongkar drainase dan cross drain yang ada di Cimande dan Cikijing untuk nantinya disesuaikan dengan desain yang ada di BBWS Citarum," ucap Yudha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement