Rabu 22 Mar 2017 08:46 WIB

Hujan Deras Akibatkan Longsor dan Banjir di Sleman

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi
Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hujan deras yang berlangsung kemarin sore (21/3) mengakibatkan berbagai macam kejadian bencana di Sleman. Diantaranya pohon tumbang akibat angin kencang, banjir, hingga longsor.

Kepala Bagian Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, hingga pagi ini setidaknya ada delapan titik kejadian bencana yang tercatat di posko BPBD. "Bencana yang kemarin akibat cuaca ekstrem. Hujan disertai angin dan petir berlangsung sekitar pukul 16.00," katanya, Rabu (22/3). Meski sempat berhenti beberapa saat, hujan kemudian turun kembali hingga hampir larut malam.

Adapun kejadian angin kencang terjadi di empat titik, meliputi tiga titik di Mlati dan satu titik di Gamping. Sementara banjir terjadi di Perumahan Amarta, Jombor. Genangan air setinggi betis dan lutut orang dewasa sempat memblokade jalan perumahan.

Sementara longsor terjadi di tiga titik. "Dua titik di Kecamatan Mlati dan satu titik di Kecamatan Depok," kata Makwan. Adapun bagian longsor merupakan tebing di pinggir sungai. Beruntungnya seluruh peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Selain di titik-titik tersebut, angin kencang yang mengakibatkan pohon rubuh juga terjadi di komplek kampus UGM. Sementara genangan air hingga sebetis orang dewasa terjadi di beberapa jalan raya seperti Jalan Kaliurang Perempatan UGM, Monjali, dan Jombor.

Adapun di komplek kampus UGM, pohon tumbang menimpa satu unit mobil honda berwarna abu-abu hingga ringesek. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Informasinya hanya ada satu mobil yang terkena pohon tumbang," kata Kepala Humas UGM, Iva Aryani.

Adapun mobil rusak tersebut merupakan kendaraan milik dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Syaiful Rochyanto. Selain itu, menurut Iva, hujan petir juga menyebabkan kerusakan di Fakultas Geografi UGM. "Satu kaca pecah di Fakultas Geografi karena getaran petir," katanya.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap cuaca ekstream yang diprediksi akan terus berlangsung hingga awal April. Namun demikian, hal ini merupakan fenomena yang wajar di masa-masa pancaroba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement