Senin 20 Mar 2017 15:22 WIB

Kota Tasik Gagas ODNR

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Angga Indrawan
Beras
Foto: sragen.go.id
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wacana sehari tanpa nasi atau One Day No Rice (ODNR) ikut masuk dalam rencana program Pemerintah Kota Tasikmalaya. Wacana tersebut digulirkan guna mengatasi kekurangan pasokan beras sekaligus mengganti kebiasaan masyarakat mengonsumi nasi dengan sumber karbohidrat lain.

Istri Wali Kota Tasik, Eti Atiyah mengatakan ODNR berhasil dilaksanakan di sejumlah Kota di Jabar seperti Bandung. Sehingga menurutnya, Kota Tasik perlu mengadakan program serupa agar masyarakat mengonsumsi sumber karbohidrat secara bervariatif. Ia menyarankan ODNC dilaksanakan hari Senin atau Kamis karena bertepatan dengan sunnah berpuasa bagi Muslim.

"Semacam ODNC karena di bandung sudah berhasil mudah-mudahan di Tasik bisa berhasil, baru rencana aja sih. Mudah-mudahan karena hari itu Senin dan Kamis banyak dipakai puasa jadi ikut program sekalian tambah pahala," katanya pada wartawan usai acara seminar program Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), Senin (20/3).

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tasik Rachmat Mahmuda mengatakan akan menindaklanjuti usulan ODNR. Ia menjelaskan angka konsumsi beras warga Kota Tasik terbilang tinggi yaitu di angka 102 kilogram per kapita per tahun. Padahal angka konsumsi di Provinsi Jabar berada di angka 90 kilogram per kapita per tahun. Ia pun menyarahkan masyarakat mengganti beras dengan mengonsumsi umbi-umbian seperti singkong atau ubi.

"Konsumsi beras harus dikurangi, kalau tidak bisa maka dikhawatirkan rawan pangan. Coba ganti dengan sumber karbohidrat lain seperit umbi kayu karena mudah ditanamamsiapa saja bisa tanpa miliki sawah," ujarnya.

Berdasarkan data yang ia peroleh, bahkan sebenarnya Kota Tasik mengalami defisit 21 ribu ton beras tahun 2016. Sebab, hasil pertanian hanya mampu menghasilkan 52 ribu ton beras. Adapun jumlah kebutuhan beras mencapai 73 ribu ton beras per tahun.

"Dari segi kemandirian pangan belum mandiri, terpaksa disuplai dari daerah lain dari tetangga seperti Ciamis atau Singaparna. Sebab kalau tidak mau ambil langkah seperti itu ya bisa defisit," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement