REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menanggapi terkait banyaknya komentar dari masyarakat yang menyayangkan dirinya didukung oleh Partai Nasdem untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018. Dalam laman Facebook miliknya Ridwan Kamil mengatakan, menerima dengan baik aspirasi siapa pun yang berniat baik mendukung, Senin (20/3). Adabnya berterima kasih ketimbang menolak yang terkesan sombong.
"Toh keputusan pastinya masih jauh. Esok lusa ada tambahan dukungan ya ditunggu, tidak juga ya diterima saja takdirnya," kata dia.
Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil mengatakan, menjadi Cagub itu resminya jika sudah mendaftar ke KPUD. Dalam perjalanannya masih banyak belokan dan lika-liku. "Bisa seperti tokoh-tokoh di Jakarta yang heboh-heboh di awal ternyata tidak jadi. Bisa seperti yang sudah dideklarasikan, eh bisa berubah di hari H-1 oleh nama baru," ujarnya.
Banyak yang menanyakan mengapa Emil tidak menggunakan partai-partai yang dahulu mengusungnya? Mengapa dengan partai Nasdem? Emil mengatakan, sudah menjalin komunikasi dengan partai partai yang dahulu mengusungnya, namun belum ada jawaban. "Belum pasti juga mau dan masing-masing punya jadwal dan prosedur sendiri yang harus dihormati. Boro geer (gede rasa) pasti didukung, ai pek teh teu jadi (ternyata tidak jadi)," ujarnya.
"Orang berpikir ini semata syahwat politik? kalau ikut syahwat mah, Bandung sudah ditinggalkan ikut nyagub di DKI kemarin. Tahun depan 2018 itu saya menggenapkan tugas sebagai wali kota selama lima tahun, selesai on time," katanya.
Dia menambahkan, pekerjaan di Bandung belum beres, namun masih ada dua tahun anggaran 2017 dan 2018 untuk dibelanjakan mengejar sisa mimpi. Dia menegaskan, tidak akan mencari nafkah dari politik dan kembali menjadi dosen atau arsitek merupakan kebahagiaan tersendiri,
"Tidak terpilih lagi tidak masalah, saya mah bukan pengangguran, tidak punya niat cari nafkah dari politik. Kembali jadi dosen dan arsitek adalah kebahagiaan yang kembali pulang," kata Emil.