REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro meminta Bawaslu tangkas merespons praktik 'barter politik' dalam Pilkada. Siti mengatakan Bawaslu harus tangkas memperhatikan jika ada calon atau tim sukses bagi -bagikan sembako, dan mendadak sangat fokus dengan nasib orang tak punya dan bahkan spontan memperbaiki atap rumah warga miskin.
''Jelas -jelas ini bisa dimaknai sebagai barter politik semata-mata untuk mengambil hati warga miskin agar mendukung dan memilih atau memenangkan calon,'' kata Siti Zuhro, saat dihubungi, Ahad (19/3).
Oleh karena itu, kata dia, Bawaslu semestinya tangkas merespons kecenderungan 'barter politik' tersebut. Karena tindakan itu bisa dikategorikan tidak genuine dan merupakan kata lain dari money politics.
Ia menyatakan, money politics atau vote buying bisa dibuktikan dengan gambar/foto si pemberi dan si penerima kalau sedang bertransaksi. Sebelumnya, salah satu tim sukses paslon diketahui membagikan sembako dengan menggunakan seragam kotak -kotak, serta menjanjikan program memperbaiki atap rumah warga miskin.