Sabtu 18 Mar 2017 08:49 WIB

Solusi Inflasi Melalui 6 Komoditas

Harga beras naik di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Harga beras naik di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: SyaefudinRobbani

Pembicaraan dan diskusi terkait pembangunan pertanian dalam artian luas tidak akan pernah henti-hentinya sepanjang waktu, tahun dan bahkan masa. Perspektif yang sering muncul terkait hal tersebut adalah masih terfokus pada ketersediaan pangan yang menjadi kebutuhan langsung dan pokok masyarakat semisal kebutuhan beras, kedelai, jagung, cabai, bawang merah, gula dan daging.

Enam komoditas tersebut yang menjadi faktor kelangkaan pada musim-musim tertentu yang berdampak pada inflasi (kenaikan harga). Bahkan faktor kelangkaan enam komoditas tersebut selalu menjadi isu nasional dan pada akhirnya mengarah pada komoditas politis.

Berbagai pihak selalu menyalahkan pemerintah terutama Kementerian tertentu hingga saling lempar tanggungjawab pada hal tersebut. Atas gejolak harga dan kelangkaan 6 komoditas tersebut seolah menjadi rutinitas yang kemudian menimbulkan reaksi dari Kementerian tertentu misalnya dengan melakukan peninjauan ulang terkait kelangkaan dan kenaikan harga tersebut.

Debat dan diskusi publik pada akhirnya mengarah pada aspek teknis dan non teknis mengapa terjadi kelangkaan 6 komoditas tersebut. Padahal secara geografis (iklim mendukung) dan ketersediaan lahan sangat luas secara nasional.

Diskusi aspek teknis lebih mengarah pada aspek budidaya dan rantai pasar/pasok komoditas, sementara diskusi non teknis lebih mengarah pada faktor iklim/faktor eksternal petani. Pada kenyataanya dinegara-negara lain, faktor teknis bisa ditangani dengan pendekatan pola tanam, introduksi teknologi baik varietas dan paket teknologi. Sementara faktor non teknis dapat diantisipasi dengan penanaman berkala atau tidak serentak pada lokasi dan waktu yang berbeda.

Menyikapi faktor teknis tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian terutama pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dirjen Hortikultura dan Dirjen Tanaman Pangan serta melibatkan Kementerian Perdagangan, telah membuat regulasi nasional melalui:

(1) Maksimalisasi penggunaan dan pemanfaatan lahan pertanian optimal dan sub optimal dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas 6 komoditas tersebut secara nasional

(2) meningkatkan peran dan kontribusi riset terkait peningkatan produktivitas melalui penciptaan varietas unggul baru (VUB) dan paket teknologi pendukungnya

(3) melakukan koordinasi dengan seluruh pihak dan stakeholder pemerintah pusat, daerah dan militer untuk mendukung tercapainya kegiatan tersebut terutama pada peningkatan produktivitas padi

(4) melakukan perbaikan dan revitalisasi rantai pasok/tataniaga pasar dengan memutus atau merasionalisasi jalur menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mampu menekan kenaikan harga dan meningkatkan pendapatan petani.

Langkah tersebut dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menekan dan mengurangi gejolak harga dan langkanya komoditas pada waktu-waktu tertentu. Atas ditempuhnya langkah-langkah tersebut beberapa komoditas seperti padi, jagung, bawang dan cabai sudah menunjukkan hasilnya yaitu terjadinya peningkatan produksi secara nasional dan mampu meredam potensi kenaikan harga di masyarakat.

Komoditas yang akan menjadi prioritas selanjutnya adalah kedelai, daging dan tebu. Komoditas ini juga memiliki peran mendasar terhadap terjadinya kenaikkan harga di pasar. 

Untuk itu melalui /grand design dan /road map pembangunan pertanian 2045, ketiga komoditas tersebut mulai dari tahun 2017 menjadi fokus berikutnya Kementerian Pertanian.

Jika 6 permasalahan utama komoditas tersebut sudah tertangani, maka lamgkah-langkah berikutnya yang akan ditempuh pemerintah adalah mengoptimalkan peran dan kontribusi dari komoditas lainnya terutama non pangan seperti perkebunan, mekanisasi dan pascapanen. 

Walaupun dalam operasionalnya kegiatan tersebut bersamaan/tidak terpisah, namun dari sisi anggaran yang telah ada masih difokuskan pada penataan dan peningkatan 6 komoditas tersebut. Harapanya satu persatu permasalahan utama pembangunan pertanian mampu terpecahkan melalui pendekatan/regulasi yang sudah ada saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement