REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menciptakan sistem peringatan dini dan monitoring keselamatan kapal untuk meminimalkan kecelakaan laut yang disebut Automatic Identification System of ITS (AISITS).
"Alat ini diciptakan karena melihat makin maraknya kasus kecelakaan operasional kapal dan fasilitas laut di Indonesia akhir-akhir ini," kata PIC Tim AISITS A A Bagus Dinariyana Dwi dalam soft-launching AISITS di Surabaya, Jumat (17/3).
Pria yang disapa Dinar ini menjelaskan adanya produk ini berawal dari kerjasama antara ITS dengan International Maritime Education and Research Center-Kobe University serta beberapa perguruan tinggi mancanegara antara lain UTM Malaysia, Istanbul Technical University, dan Dokus Eylul University tentang safety operation di laut.
Dia mengatakan, untuk pengembangan fasilitas dan aplikasi AIS dilakukan melalui skema pendanaan insentif riset dan Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) maupun melalui kerjasama industri. Hasil-hasil pengembangan tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam sistem AISITS ini.
"Peralatan AIS Receiver yang saat ini terpasang di Gedung Nasdec ITS awalnya merupakan hibah dari Kobe University pada tahun 2007," ujar dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.
Dinar menerangkan AISITS memiliki beberapa fasilitas yakni, real time monitoring system pipa gas bawah laut dan platform, inspeksi kapal realtime (AIS for Ship Inspection and Danger Score), vessel racking system, monitoring bahan bakar dan emisi, dan sistem informasi lalu lintas di pelabuhan.
"Selama ini belum ada sistem yang memonitor dan didesain untuk pendeteksian dini mengenai bahaya-bahaya yang berdampak pada pipa di laut," tuturnya.
Selain itu dengan adanya early warning system semakin menyempurnakan produk ini. Sistem ini memberikan informasi kemungkinan terjadinya bahaya pada pipa gas bawah laut dan anjungan lepas pantai (offshore platform) akibat adanya operasional di laut. Alert system pada produk ini berbasis web dan juga mobile.
"Pipa terkadang ada di bawah permukaan dasar laut atau atas yang tidak bisa diterima zona, karena kapal tidak mengetahui kalau ada pipa akhirnya menurunkan jangkar," ujarnya.
Dipaparkan Dinar lagi, bahwa inspeksi kapal secara realtime dapat membantu dalam menentukan tingkat prioritas inspeksi terhadap kapal yang akan memasuki pelabuhan (inspection score).
Sistem lain berupa vessel tracking system dapat menampilkan tracking dari kapal berupa garis-garis yang menggambarkan pergerakan dari kapal dalam rentang waktu kapal saat berada di jangkauan peralatan AIS sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menunjang kajian forensik maupun investigasi apabila terjadi kecelakaan yang melibatkan kapal, ucapnya.
Output dari sistem ini dapat memberikan manfaat ke berbagai pihak seperti kontraktor minyak dan gas (migas) sebagai pihak yang mengoperasikan fasilitas migas, syahbandar dalam memberikan prioritas terhadap kapal-kapal yang akan dilakukan inspeksi, KNKT dalam melakukan investigasi apabila telah terjadi kecelakaan dan pihak lain yang berkaitan.
"Tantangan di hulu migas dan tantangan ke depan semakin berat. Dalam rangka meminimalisasi resiko diperlukan layanan yang realtime dan cepat. Diharapkan AISITS dapat dimaksimalkan penggunaannya saat operasional laut," tuturnya.
Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan AISITS adalah upaya nyata dari ITS untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Sesuai dengan misi Presiden Jokowi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, dengan adanya AISITS ini diharapkan dapat lebih mengembangkan infrastruktur laut di masa depan," kata Joni dalam sambutannya.