REPUBLIKA.CO.ID, BANJARAN -- Warga Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung mengeluhkan kondisi bendungan dan irigasi Sungai Citiis yang sudah rusak sejak lama sekitar tahun 1994. Padahal, keberadaannya sangat penting untuk mengairi sekitar 240 hektar lahan di 4 desa di kecamatan Arjasari.
"Irigasi itu mengairi lahan persawahan dan kebun di empat desa yaitu Desa Arjasari, Pinggirsari, Baros dan Lebakwangi," ujar Kepala Desa Arjasari, Rosiman, Rabu (15/3).
Namun, menurutnya, karena rusak dan tidak diperbaiki maka lahan yang semula digunakan sebagai area sawah. Saat ini hanya menjadi tegalan atau kebun yang tidak produktif dan baru bisa ditanami saat musim hujan saja.
Ia menuturkan, pihaknya berharap agar irigasi yang rusak segera diperbaiki. Sebab, sebelum bendungan dan irigasi Sungai Citiis yang bersumber dari mata air dari Gunung Malabar rusak, sektod pertanian di Kecamatan Arjasari relatif dalam kondisi stabil.
Bahkan dirinya menambahkan saat musim kemarau air yang mengalir dari bendungan dan irigasi tetap mengalir ke empat desa tersebut dengan luas lahan sekitar 240 hektar dan tidak pernah kering.
Rosiman mengatakan saat ini masih ada beberapa warga yang memiliki modal memanfaatkan rembesan air dari irigasi yang sudah rusak itu untuk mengairi pertanian mereka. Dimana, Rembesan air itu ditampung kemudian disalurkan melalui pipa.
Dirinya mengaku berinisiatif mengajukan permohonan perbaikan bendungan dan irigasi Sungai Citiis kepada Komisi B DPRD Kabupaten Bandung. Dimana, anggaran yang diperlukan diperkirakan mencapai Rp 2 miliar.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, Praniko Imam Sagita, mengaku akan berkoordinasi dengan Komisi C. Sebab, pembangunan infrastruktur merupakan kewenangan Komisi C. Selain itu diharapkan bisa diusulkan oleh dinas terkait. "Jika alokasi dana tidak pada anggaran OPD maka bisa diajukan dalam DAK pusat," ungkapnya.