Rabu 15 Mar 2017 00:05 WIB

14 Warga Banyumas Terjangkit Leptospirosis

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Maman Sudiaman
Tikus (ilustrasi)
Foto: Antara
Tikus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kasus penyakit leptospirosis belakangan banyak terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas. Data di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menyebutkan, hanya dalam waktu dua bulan, Januari-Febarui 2017, tercatat ada 14 warga yang terjangkit penyakit akibat kotoran dan kencing tikus ini.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Banyumas, R Dian Andiyono mengatakan, kasus leptospirosis belakangan memang sering ditemukan di wilayah Jateng, termasuk juga di Banyumas. Hal ini diketahui setelah digencarkan pencarian penyakit yang disebarluaskan dari tikus ini.

''Temuan penyakit ini menjadi makin banyak terdeteksi, setelah digunakan alat deteksi cepat,'' katanya, Selasa (14/3).

Untuk itu, dia meminta masyarakat Kabupaten Banyumas untuk meningkatkan kewaspadaan  terhadap penyakit leptospirosis. Terutama dengan menjaga kebersihan lingkungan rumahnya, dan jangan sampai ada makanan yang dibiarkan berada di atas meja kemudian didatangi tikus.

''Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira yang berasal dari kotoran tikus. Tikus yang membawa bakteri ini, kemungkinan ikut memakan makanan di rumah, dan kemudian makanan tersebut dikonsumsi pemilik rumah,'' katanya.

Menurutnya, mulai meningkatnya temuan kasus leptopsirosis di Banyumas, berlangsung sejak tahun 2010. Sepanjang tahun tersebut, ditemukan 37 warga yang terjangkit penyakit ini. Sedangkan tahun 2016, tercatat 26 kasus.

''Penyakit leptospirosis tergolong penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Bahkan menurut catatan kami selama ini, ada enam pasien yang meninggal akibat penyakit tersebut,'' jelasnya.

Diungkapkan,  beberapa wilayah di Banyumas yang banyak ditemukan kasus penyakit tersebut, antara lain wilayah Kecamatan Ajibarang, Pekuncen, Sumpiuh, Tambak dan beberapa daerah yang rawan banjir. ''Penyakit ini memang banyak terjadi di lingkungan yang sering terkena banjir,'' jelasnya.

Sedangkan  gejala atau tanda-tanda penyakit tersebut, menurut Dian, hampir serupa dengan penyakit lain seperti malaria, demam berdarah, hepatitis, typus dan lain sebagainya. Pasien akan mengalami deman tinggi cukup lama. ''Pasien yang terjangkit penyakit ini, bila tidak segera ditangani bisa mengalami gagal ginjal,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement